Sabtu, 19 Januari 2013

SOAL DAN JAWABAN SEJARAH MARINTIM




SOAL : SEJARAH MARINTIM
6.         Pengertian dari Pelabuhan, Orang Laut, Bajak Laut dan Raja Laut adalah sebagai berikut :
Pelabuhan adalah wilayah yang terdiri atas daratan dan perairan dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi yang di pergunakan sebagai tempat bersandar, berlabuh, naik-turunnya penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda ( PP Nomor  69 Tahun 2001 ).
Pengertan orang laut yang dimaksud adalah sebagai semua kelompok masyarakat yang belum atau tidak mengenal bentuk organisasi kerajaan atau negara, umumnya hidup berkelompok dalam perkampungan perahu dengan sifat mobile (hingga kerap disebut sea-nomads atau sea-gypsies).

Bajak Laut adalah “kelompok pelaut yang melakukan kekerasan, tetapi … tidak bertugas sebagai pemayar kerajaan pribumi atau kekuatan kolonial, lagi pula bukan merupakan anggota masyarakat kelompok etnis yang masuk kategori Orang Laut,” dengan motif-motif tersendiri yang tidak jarang mendapat simpati masyarakat setempat, atau sebaliknya dimusuhi dan ditakuti (atau semuanya).
Pengertian Raja Laut dimaksudkan sebagai “kapal dan perahu yang merupakan kekuatan laut raja-raja di Asia Tenggara yang melakukan tugasnya sebagai pemayar di perairan kerajaan,” dan mempunyai semacam “wenang-wenang” untuk melakukan kekerasan terhadap siapa saja yang memasuki wilayahnya.  Kekuatan Barat pun, sebenarnya dapat dikategorikan sebagai suatu bentuk khusus dari tipe Raja Laut karena posisi dominan mereka di Asia Tenggara.



7.                     Mengapa Kemarintiman Indonesia mengalami kemunduran pada masa beralihnya kerajaan islam di Nusantara ?
Kemunduran Kemarintiman nusantara disebabkan karena armada lautnya tidak dapat bersaing dengan bangsa barat, dimana bangsa barat telah menggunakan kapal yang mampu menampung barang bawaan yang cukup banya dan dari teknologi sudah cukup canggih sedangkan dikalangan islam sendiri masing menggunakan kapal yang kecil dan daya tampung terbatas selain itu teknologinyapun jauh jika dibandingkan dengan bangsa barat. Sampai kedatagan bangsa barat pada awal abad 16 memang memberikan dampak yang cukup besar pada perkembangan kemarintiman kerajaan-kerajaan di nusantara.
Mengetahui jika armada laut yang ada tidak bisa menyaingi armada laut bangsa barat, kerajaan-kerajaan nusantara lebih memfokuskan diri untuk membangun daerah pedalaman. Hal ini bisa dilihat dari kerajaan Mataram Islam sebagai kerajaan Islam yang paling besar terakhir. Pada waktu kekuasaan Sultan Agung daerah-daerah pesisir malah dihancurkan, hal ini menunjukkan kerajaan Mataram lebih ingin mengembangkan sistem agraris daripada kemaritiman. Kekuasaan Mataram pun hanya sebatas di Jawa saja. Bandingkan dengan kerajaan Demak yang sampai menguasai Jambi dan beberapa daerah Kalimantan. Kekalahan Adipati Unus dalam penyerangan Malaka menjadi salah satu indikasi kekuatan maritim kerajaan nusantara sudah jauh berkurang sejak era Majapahit. Ditambah dengan kedatangan bangsa barat yang mempunyai peralatan lebih canggih, menjadikan kerajaan nusantara melupakan kekuatan maritim dan fokus membangun daerah pedalaman sebagai kerajaan agraris.
8.                     Arti penting pelabuhan Cilacap pada masa kolonial dan pengaruh yang ditimbulkannya adalah ?
Adanya pelabuhan di Cilacap di mulai dulu dengan Kehadiran kereta api dan trem di Jawa dan Sumatera yang sebagai upaya mengatasi masalah pengangkutan hasil ekspor dari daerah pedalaman. Ketika produk tanaman Cultuurstelsel milik pemerintah, treutama kopi dan indigo melimpah, sarana dan prasarana pengangkutan menjadi masalah pokok. Berkat adanya jalur kereta api tersebut, perkembangan pelabuhan cilacap mulai tampak pada akhir tahun 1888. Hasil kopra dari residensi Bagelen Selatan dan Banyumas jadi lebih banyak yang dikirim ke Cilacap untuk diekspor, yang sebelumnya ke Semarang. Salah satu alasan lain pemerintah membuka lintas kereta api Yogya-Cilacap ini adalah untuk memudahkan transportasi gula dari pabrik-pabrik di Yogyakarta. Sedangkan Antara tahun 1909 sampai tahun 1914 merupakan periode puncak ekspor Pelabuhan Cilacap dimana pada Posisi ini pelabuhan Cilacap berada diatas Pelabuhan Pekalongan, Tegal, dan Cirebon. Di samping gula, yang merupakan komoditas utama, kopra dan minyak kelapa memberikan sumbangan besar paket ekspor Pelabuhan Cilacap.
Kedua komoditas itu telah menggeser kedudukan kopi yang merupakan produksi monopoli pemerintah. Perkembangan setelah tahun 1870 memperlihatkan masuknya sektor swasta di pelabuhan Cilacap. Mereka mendirikan perusahaan minyak kelapa dan sejumlah usaha jasa. Di samping itu berdiri pula berbagai kantor keagenan antara lain NHM, Geo-Wehry, Borsumij. Meskipun demikian posisi Pelabuhan Cilacap tidak dapat menyaingi Pelabuhan Semarang. Memang, Pelabuhan Semarang menghadapi persoalan pelumpuran yang hebat sehingga untuk kapal besar tidak dapat merapat. Akan tetapi Semarang diuntungkan karena letaknya di jalur pelayaran yang ramai. Pengaruh depresi ekonomi dunia terhadap Pelabuhan Cilacap secara absolut memang menyebabkan nilai ekspor menurun drastis, akan tetapi secara relatif posisinya masih berada di atas Pekalongan, Tegal dan Cirebon. Dalam tahun 1931 - 1932, Pelabuhan Cilacap bahkan memperlihatkan peningkatan jumlah ekspor kopra. Fenomena lain misalnya pada tahun 1937, ekspor minyak kelapa dari Pelabuhan Cilacap merupakan komoditas kedua terbesar dalam paket ekspor Jawa - Madura, setelah Surabaya. Karakteristik Pelabuhan Cilacap menunjukan perbedaan mencolok antara besarnya nilai ekspor dan rendahnya nilai impor. Bahkan nilai impor Cilacap berada di bawah Pelabuhan Cirebon.
Arus pendatang menyebabkan pertambahan penduduk Kota Cilacap. Jika dibandingkan dengan Pekalongan, Tegal dan Cirebon, memang kenaikan penduduk Cilacap lebih rendah. Dalam periode antara tahun 1920 dan 1930 tampak pertambahan penduduk Kota Cilacap lebih meningkat daripada periode sebelumnya. Gejala itu memperlihatkan ada korelasi dengan masa puncak ekspor pelabuhan. Akhirnya selain untuk keperluan ekonomi perdagangan, pelabuhan Cilacap juga memiliki karakter militer - pertahanan. Pembuatan benteng di ujung timur jalan masuk ke pelabuhan pada tahun 1840 - 1860, yang dikenal dengan "benteng endem", menunjukan pentingnya letak CIlacap dalam strategi pertahanan negara kolonial Hindia Belanda. Ketika bala tentara Jepang menyerang dan menguasai Jawa pada awal tahun 1942. Pelabuhan Cilacap menjadi tempat evakuasi Belanda meninggalkan Jawa ke Australia.
10.       Penjelasan bajak laut di Asia tenggara, dari kelompok mereka dan struktur organisasinya adalah sebagai berikut ?
Asia Tenggara adalah wilayah yang mana keamanan lautnya sangat penting terutama untuk pelayaran di laut dan perdagangan. Secara geografis, Asia Tenggara pada dasarnya merupakan wilayah maritim yang dihiasi dengan ribuan pulau dan pulau di tengah daratan yang lebih besar dan semenanjung. Saat ini, Asia Tenggara dibagi secara politik menjadi beberapa negara-bangsa dengan pertumbuhan ekonomi dan industri dan kelas menengah yang terus melebar. Nasional diri kepentingan dan prioritas sosial dan agenda yang berbeda, bagaimanapun, mendikte bahwa mitra regional biasanya tidak melihat mata ke mata yang berkaitan dengan keamanan maritim-kebijakan.
Pembajakan telah lama mengganggu perairan Asia Tenggara.Selama abad ke-19 Selat Malaka sudah menjadi jalur air penting untuk kapal perjalanan dari India dan Barat ke Cina. Saat ini, sepertiga dari perdagangan dunia melewati saluran sempit laut berbatasan dengan MalaysiaSingapura dan Indonesia. Wilayah dan laut sekitar kepulauan Melayu yang dihiasi dengan ribuan pulau, selat sempit dan sungai terlindung, semua yamg membuat hide ways sempurna. Kru bajak laut termasuk kaum pribumi Melayu lokal atau Lanuns, orang pelaut. Mereka berasal dari desa-desa pesisir di sekitarnya apa yang membuat wilayah Malaysia, Indonesia dan Filiphina hari ini. Ada juga jumlah besar bajak laut Cina dari utara, biasanya orang buangan dari arus utama masyarakat Cina dari dinasti Ching tua, yang menemukan ceruk untuk diri mereka sendiri dengan menggerogoti kapal dagang plying Laut Cina di jung pelayaran mereka. kedatangan penjajah Eropa tiba-tiba mengganggu perdagangan tradisional lama masyarakat Melayu, ketika sistem monopoli membatasi perdagangan diberlakukan, menyebabkan bagian tertentu dari masyarakat menderita penurunan ekonomi. Kebutuhan ekonomi mendorong banyak orang untuk mengejar pembajakan sebagai bentuk hidup.




15.       Bagaimana Penjelajahan bangsa Eropa ke Indonesia ?
Hindia Timur atau Indonesia telah lama dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-rempah ini digunakan untuk mengawet makanan, bumbu masakan, bahkan obat. Karena kegunaannya, rempah-rempah ini sangat laku di pasaran dan harganya pun mahal. Hal ini mendorong para pedagang Asia Barat datang dan memonopoli perdagangan rempah-rempah. Mereka membeli bahan-bahan ini dari para petani di Indonesia dan menjualnya kepada para pedagang Eropa. Namun, jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus. Hal ini dikarenakan boikot yang dilakukan oleh Turki Utsmani. Situasi ini mendorong orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah yang banyak memiliki bahan rempah-rempah, termasuk kepulauan Nusantara (Indonesia). Dalam perkembangannya, mereka tidak saja berdagang, tetapi juga menguasai sumber rempah-rempah di negara penghasil. Dimulailah era kolonialisasi Barat di Asia . pada bab ini akan diuraikan tentang kedatangan bangsa Eropa hingga terbentuknya kekuasaan kolonial Barat di Indonesia.
 Sebab dan Tujuan Kedatangan Bangsa Barat
Secara umum, kedatangan bangsa Eropa ke Asia termasuk ke Indonesia dilandasi keinginan mereka untuk berdagang, menyalurkan jiwa penjelajah, dan menyebarkan agama. Adapun sebab dan tujuan bangsa Eropa ke dunia Timur adalah sebagai berikut :
Ø  Mencari kekayaan termasuk berdagang
Ø  Menyalurkan jiwa penjelajah
Ø  Meyakini Keberadaan Prester John
Ø  Menyebarkan agama
Ø  Mencari kemuliaan bangsa
Sejak abad ke -13, rempah-rempah memang merupakan bahan dagang yang sangat menguntungkan. Hal ini mendorong orang-orang Eropa berusaha mencari harta kekayaan ini sekalipun menjelajah semudera. Keinginan ini diperkuat dengan adanya jiwa penjelajah. Bangsa Eropa dikenal sebagai bangsa penjelajah, terutama untuk menemukan daerah-daerah baru. Mereka berlomba-lomba meninggalkan Eropa. Mereka yakin bahwa jika berlayar ke satu arah, maka mereka akan kembali ke tempat semula. Selain itu, orang-orang Eropa terutama Protugis dan Spanyol yakin bahwa di luar Eropa ada Prestor John (kerajaan dan penduduknya beragama Kristen). Oleh karena itu, mereka berani berlayar jauh. Mereka yakin akan bertemu dengan orang-orang seagama.  Di luar faktor yang disebutkan di atas, orang-orang Eropa yang sebagian besar beragama Kristen terdorong pula untuk pergi ke mana pun guna mewartakan Injil (Gospel). Mereka percaya bahwa mewartakan Injil kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan adalah salah satu panggilan hidupnya. Selain menyebarkan Injil, mereka juga berusaha mencari kekayaan (gold) dan kebanggaan serta kejayaan (glory) bagi negaranya.
Pada awalnya, tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia hanya untuk membeli rempah-rempah dari para petani Indonesia. Namun, dengan semakin meningkatnya kebutuhan industri di Eropa akan rempah-rempah, mereka kemudian mengklaim daerah-daerah yang mereka kunjungi sebagai daerah kekuasaannya. Di tempat-tempat ini, bangsa Eropa memonopoli perdagangan rempah-rempah dan mengeruk kekayaan alam sebanyak mungkin. Dengan memonopoli perdagangan rempah-rempah, bangsa Eropa menjadi satu-satunya pembeli bahan-bahan ini. Akibatnya, harga bahan-bahan ini pun sangat ditentukan oleh mereka. Untuk memperoleh hak monopoli perdagangan ini, bangsa Eropa tidak jarang melakukan pemaksaan. Penguasaan sering dilakukan terhadap para penguasa setempat melalui suatu perjanjian yang umumnya menguntungkan bangsa Eropa. Selain itu, mereka selalu turut campur dalam urusan politik suatu daerah. Bangsa Eropa tidak jarang mengadu domba berbagai kelompok masyarakat dan kemudian mendukung salah satunya. Dengan cara seperti ini, mereka dengan mudah dapat mempengaruhi penguasa untuk memberikan hak-hak istimewa dalam berdagang.
 Bangsa Portugis
Ekspedisi pertama untuk mencari jalan langsung ke Indonesia dirintis oleh bangsa Portugis dan Spanyol. Bangsa-bangsa lain seperti Inggris, Prancis, dan Belanda baru melakukan ekspedisi setelah kedua bangsa ini menemukan jalan ke Indonesia. Orang Portugis pertama yang mencoba mencari jalan baru ke Indonesia adalah Bartholomeus Diaz. Ia meninggalkan Portugal pada tahun 1486. Ia menyusuAri pantai barat Afrika hingga tiba di Tanjung Harapan baik, namun ia gagal mencapai Indonesia. Setelah Bartholomeus Diaz menemukan jalan ke timur di Tanjung Harapan Baik (Afrika Selatan), upaya mencari jalan ke Indonesia diteruskan oleh armada-armada Portugis berikutnya.
Armada Portugis berikutnya yang mencoba berlayar ke Indonesia dipimpin oleh Vasco da Gama. Mereka berangkat pada tahun 1497 dan berhasil melewati Tanjung Harapan Baik. Sewaktu tiba di Pelabuhan Malinda (Afrika Timur), mereka bertemu dengan pedagang-pedagang Arab dan India. Namun, jalan ke Asia Tenggara tetap dirahasiakan oleh para pedagang tersebut. Oleh karena itu, orang-orang Portugis melanjutkan perjalannya menyusuri pantai timur Afrika. Mereka harus melewati perairan dengan ombak yang sangat besar. Daerah itu terletak di timur laut Afrika terutama di sekitar Ujung Tanduk. Oleh karena itu, daerah ini disebut Guadafui (berhati-hatilah). Ekspedisi ini kemudian berhasil melewati selat di ujung selatan Laut Merah yang disebutnya Bab el Mandeb (Gapura Air Mata). Pada tahun 1498, Vasco da Gama tiba di Kalikut (India). Sejak saat itu, perdagangan antara orang Eropa dan India tidak lagi melalui jalur Laut Tengah melainkan melalui pantai timur Afrika.
Namun, penemuan ini belum juga memuaskan bangsa Portugis. Mereka ingin menjelajahi daerah timur lainnya yakni Malaka dan Maluku. Pada waktu itu, di Asia Tenggara terdapat salah satu daerah pusat perdagangan yang sangat ramai dikunjungi. Daerah tersebut adalah Malaka sedangkan daerah sumber rempah-rempahnya adalah Maluku. Bagi Portugis, cara termudah menguasai perdagangan di sekitar Malaka termasuk di Maluku adalah dengan merebut atau menguasai Malaka. Kolonialisme Portugis di Indonesia dimulai sejak kedatangan Alfanso d’Albuquerque di Maluku. Pada tahun 1511, ekspedisi Portugis di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque berhasil menaklukkan Malaka. Dari sana, mereka menuju Maluku dan diterima dengan baik oleh raja Ternate. Mereka diperkenankan berdagang dan membangun benteng di ternate.
 Bangsa Spanyol
Pelopor bangsa Spanyol yang mencari jalan langsung ke Indonesia adalah Christopher Columbus, ia berjalan kearah barat. Setelah dua bulan, ia sampai di sebuah pulau yang kemudian dinamakan San Salvador. Columbus gagal mencapai India. Setelah Columbus gagal menemukan India, ekspedisi Spanyol selanjutnya ke daerah rempah – rempah dipelopori oleh Ferinand Magellan. Berbeda dengan armada Portugis, pada tahun 1519 Magellan berangkat melalui Samudera Atlantik. Setelah melewati ujung Amerika Selatan, ia masuk ke Samudera Pasifik. Ia tiba di Filipina pada tahun 1521. sewaktu mencoba mengatasi perang antarsuku di Cebu, Magellan terbunuh. Ia digantikan oleh Del Cano. Dalam perjalanan kembali ke Spanyol, mereka singgah di Tidore. Sejak saat itu, terjalin kerja sama antara Spanyol dan Tidore. Kerja sama itu tidak hanya dalam hal perdagangan, tetapi juga diperkuat dengan dibangunnya benteng Spanyol di Tidore. Kondisi tersebut tentu saja menyebabkan antara Portugis dan Spanyol saat itu, Portugis membuka kantor dagangnya di Ternate. Portugis merasa terancam dengan hadirnya Spanyol di Tidore. Hal ini diperkuat lagi dengan kenyataan bahwa Tidore dan Ternate telah lama bermusuhan. Dengan alasan tersebut, Portugis yang didukung pasukan Tidore. Benteng Spanyol di Tidore dapat direbut Portugis. Namun, berkat perantara Paus di Roma, Portugis dan Spanyol akhirnya mengadakan perjanjian yang disebut Perjanjian Zaragosa. Berdasarkan perjanjian itu, Maluku dikuasai Portugis sedangkan Filipina dikuasai Sepanyol.
 Bangsa Inggris
Kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish. Dengan mengikuti jalur yang dilalui Magellan, pada tahun 1579 Francis Drake berlayar ke Indonesia. Armadanya berhasil membawa rempah-rempah dari Ternate dan kembali ke Inggris lewat Samudera Hindia. Perjalanan beriktunya dilakukan pada tahun 1586 oleh Thomas Cavendish melewati jalur yang sama. Pengalaman kedua pelaut tersebut mendorong Ratu Elizabeth I meningkatkan pelayaran internasioalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka menggalakan ekspor wol, menyaingi perdagangan Spanyol, dan mencari rempah-rempah. Ratu Elizabeth I kemudian memberi hak istimewa kepada EIC (East Indian Company) untuk mengurus perdagangan dengan Asia. EIC kemudian mengirim armadanya ke Indonesia. Armada EIC yang dipimpin James Lancestor berhasil melewati jalan Portugis (lewat Afrika). Namun, mereka gagal mencapai Indonesia karena diserang Portugis dan bajak laut Melayu di selat Malaka.
Awal abad ke 17, Inggris telah memiliki jajahan di India dan terus berusaha mengembangkan pengaruhnya di Asia Tenggara, kahususnya di Indonesia. Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda dimulai tahun 1604. menurut catatan sejarah, sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-kantor dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan Makassar. Walaupun demikian, armada Inggris tidak mampu menyaingi armada dagang barat lainnya di Indonesia dagang Barat lainnya di Indonesia, seperti Belanda. Mereka akhirnya memusatkan aktivitas perdagangannya di India. Mereka berhasil membangun kota-kota perdagangan seperti Madras, Kalkuta, dan Bombay.
4. Bangsa Belanda
Armada Belanda yang pertama berusaha mencapai Indonesia dipimpin Van Neck, namun ekspedisi ini gagal. Kemudian, pada tahun 1595 armada Belanda dipimpin Cornelis de Houtman dan Pieter de Kaizer berangkat menuju Indonesia. Mereka menyusuri pantai barat Afrika lalu sampai ke Tanjung Harapan Baik. Dari sana, mereka mengarungi Samudera Hindia dan masuk ke Indonesia melalui Selat Sunda lalu tiba di Banten. Armada ini tidak diterima oleh rakyat Banten karena Belanda bersikap kasar. Selain itu, hubungan antara Banten dan Portugis masih baik. Dari Banten, armada ini bermaksud menuju Maluku untuk membeli rempah-rempah namun gagal mencapai Maluku. Cornelis de Houtman tiba kembali di negerinya pada tahun 1597. ia disambut sebagai penemu jalan ke Indonesia. Setelah Cornelis, armada Belanda datang ke Indonesia susul menyusul. Hal ini mengakibatkan lalu lintas Indonesia – Belanda menjadi ramai. Armada Belanda yang pertama mencapai Maluku adalah armada kedua.
Mereka berhasil melakukan pembelian remapah-rempah disana. Pada awalnya, Belanda memang gagal menghadapi persaingan dengan Portugis, baik di Maluku maupun di pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia. Namun, karena armada Belanda semakin hari semakin bertambah, sedikit demi sedikit armada Portugis mulai terdesak. Akhirnya Portugis terusir dari Maluku menandai era kolonialisme Belanda di Indonesia. Sejak itu, pedagang-pedagang Belanda semakin banyak yang datang ke Maluku. Untuk mengatasi persaingan diantara pedagang-pedagang Belanda sendiri, pada tahun 1602 dibentuk VOC (Vereenigde OostIndische Compagnie) atau persekutuan Dagang Hindia Timur. VOC dipimpin oleh De Heren Zuventien (Dewan Tujuh Belas) dengan Pieter Both sebagai gubernur jenderal yang pertama. Semula VOC berpusat di Ambon. Namun, sejak kepemimpinan Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen, pusat VOC dipindah ke Jayakarta yang kemudian berganti nama menjadi Batavia Untuk memperkuat kedudukan VOC di Indonesia, pemerintah Belanda memberikan hak-hak istimewa. Hak-hak istimewa VOC tersebut antara lain :
Ø  Hak monopoli dagang
Ø  Hak membuat dan mencetak uang
Ø  Hak membentuk tentara
Ø  Hak menyatakan perang ataupun membuat perjanjian
Dengan hak-hak tersebut berarti VOC memiliki kekuasaan seperti suatu negara. Mereka dapat bertindak bebas tanpa harus konsultasi lebih dulu dengan pemerintah Belanda di negeri induk. Bangsa Eropa datang ke Asia termasuk Indonesia karena mereka ingin berdagang, menyalurkan jiwa penjelajah, dan menyebarkan agama. Untuk itu, bangsa-bangsa Eropa mencari jalan baru dengan mengarungi samudera. Pelapornya adalah bangsa Portugis dan Spanyol. Pelaut-pelaut terkenal dari Portugis adalah Bartholomeus Diaz dan Vasco da Gama. Sedangkan pelaut dari Spanyol adalah Columbus dan Magellan. Bakat kepeloporannya, Portugis dan Spanyol berhasil menguasai jalur berlayar, terutama untuk mencari kekayaan. Indonesia sebagai daerah penghasil rempah-rempah menjadi rebutan. Akhirnya, bangsa-bangsa Eropa tersebut berhasil menjajah Indonesia. Belanda adalah bangsa yang paling lama berkuasa dan paling banyak mengeruk keuntungan perdagangan di Indonesia dibandingkan bangsa Portugis dan Inggris


Tidak ada komentar:

Posting Komentar