SOAL : SEJARAH MARINTIM
6.
Pengertian dari Pelabuhan, Orang Laut, Bajak Laut dan Raja Laut adalah sebagai
berikut :
Pelabuhan adalah wilayah yang terdiri atas daratan
dan perairan dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan
kegiatan ekonomi yang di pergunakan sebagai tempat bersandar, berlabuh,
naik-turunnya penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antar moda ( PP Nomor 69 Tahun 2001 ).
Pengertan orang laut yang dimaksud adalah sebagai
semua kelompok masyarakat yang belum atau tidak mengenal bentuk organisasi
kerajaan atau negara, umumnya hidup berkelompok dalam perkampungan perahu dengan
sifat mobile (hingga kerap disebut sea-nomads atau sea-gypsies).
Bajak Laut adalah “kelompok pelaut yang melakukan
kekerasan, tetapi … tidak bertugas sebagai pemayar kerajaan pribumi atau
kekuatan kolonial, lagi pula bukan merupakan anggota masyarakat kelompok etnis
yang masuk kategori Orang Laut,” dengan motif-motif tersendiri yang tidak
jarang mendapat simpati masyarakat setempat, atau sebaliknya dimusuhi dan
ditakuti (atau semuanya).
Pengertian
Raja Laut dimaksudkan sebagai “kapal dan perahu yang merupakan kekuatan laut
raja-raja di Asia Tenggara yang melakukan tugasnya sebagai pemayar di perairan
kerajaan,” dan mempunyai semacam “wenang-wenang” untuk melakukan kekerasan
terhadap siapa saja yang memasuki wilayahnya. Kekuatan Barat pun, sebenarnya
dapat dikategorikan sebagai suatu bentuk khusus dari tipe Raja Laut karena
posisi dominan mereka di Asia Tenggara.
7. Mengapa Kemarintiman Indonesia
mengalami kemunduran pada masa beralihnya kerajaan islam di Nusantara ?
Kemunduran Kemarintiman nusantara
disebabkan karena armada lautnya tidak dapat bersaing dengan bangsa barat,
dimana bangsa barat telah menggunakan kapal yang mampu menampung barang bawaan
yang cukup banya dan dari teknologi sudah cukup canggih sedangkan dikalangan
islam sendiri masing menggunakan kapal yang kecil dan daya tampung terbatas
selain itu teknologinyapun jauh jika dibandingkan dengan bangsa barat. Sampai kedatagan
bangsa barat pada awal abad 16 memang memberikan dampak yang cukup besar pada
perkembangan kemarintiman kerajaan-kerajaan di nusantara.
Mengetahui jika armada laut yang ada
tidak bisa menyaingi armada laut bangsa barat, kerajaan-kerajaan nusantara
lebih memfokuskan diri untuk membangun daerah pedalaman. Hal ini bisa dilihat
dari kerajaan Mataram Islam sebagai kerajaan Islam yang paling besar terakhir.
Pada waktu kekuasaan Sultan Agung daerah-daerah pesisir malah dihancurkan, hal
ini menunjukkan kerajaan Mataram lebih ingin mengembangkan sistem agraris
daripada kemaritiman. Kekuasaan Mataram pun hanya sebatas di Jawa saja.
Bandingkan dengan kerajaan Demak yang sampai menguasai Jambi dan beberapa
daerah Kalimantan. Kekalahan Adipati Unus dalam penyerangan Malaka menjadi
salah satu indikasi kekuatan maritim kerajaan nusantara sudah jauh berkurang
sejak era Majapahit. Ditambah dengan kedatangan bangsa barat yang mempunyai
peralatan lebih canggih, menjadikan kerajaan nusantara melupakan kekuatan
maritim dan fokus membangun daerah pedalaman sebagai kerajaan agraris.
8. Arti
penting pelabuhan Cilacap pada masa kolonial dan pengaruh yang ditimbulkannya
adalah ?
Adanya pelabuhan di Cilacap di
mulai dulu dengan Kehadiran kereta api dan trem di Jawa dan Sumatera yang
sebagai upaya mengatasi masalah pengangkutan hasil ekspor dari daerah
pedalaman. Ketika produk tanaman Cultuurstelsel milik pemerintah, treutama kopi
dan indigo melimpah, sarana dan prasarana pengangkutan menjadi masalah pokok.
Berkat adanya jalur kereta api tersebut, perkembangan pelabuhan cilacap mulai
tampak pada akhir tahun 1888. Hasil kopra dari residensi Bagelen Selatan dan
Banyumas jadi lebih banyak yang dikirim ke Cilacap untuk diekspor, yang
sebelumnya ke Semarang. Salah satu alasan lain pemerintah membuka lintas kereta
api Yogya-Cilacap ini adalah untuk memudahkan transportasi gula dari
pabrik-pabrik di Yogyakarta. Sedangkan Antara tahun 1909 sampai tahun 1914 merupakan periode puncak
ekspor Pelabuhan Cilacap dimana pada Posisi ini pelabuhan Cilacap berada diatas
Pelabuhan Pekalongan, Tegal, dan Cirebon. Di samping gula, yang merupakan
komoditas utama, kopra dan minyak kelapa memberikan sumbangan besar paket
ekspor Pelabuhan Cilacap.
Kedua
komoditas itu telah menggeser kedudukan kopi yang merupakan produksi monopoli
pemerintah. Perkembangan setelah tahun 1870 memperlihatkan masuknya sektor
swasta di pelabuhan Cilacap. Mereka mendirikan perusahaan minyak kelapa dan
sejumlah usaha jasa. Di samping itu berdiri pula berbagai kantor keagenan
antara lain NHM, Geo-Wehry, Borsumij. Meskipun demikian posisi Pelabuhan
Cilacap tidak dapat menyaingi Pelabuhan Semarang. Memang, Pelabuhan Semarang
menghadapi persoalan pelumpuran yang hebat sehingga untuk kapal besar tidak
dapat merapat. Akan tetapi Semarang diuntungkan karena letaknya di jalur
pelayaran yang ramai. Pengaruh depresi ekonomi dunia terhadap Pelabuhan Cilacap
secara absolut memang menyebabkan nilai ekspor menurun drastis, akan tetapi
secara relatif posisinya masih berada di atas Pekalongan, Tegal dan Cirebon.
Dalam tahun 1931 - 1932, Pelabuhan Cilacap bahkan memperlihatkan peningkatan
jumlah ekspor kopra. Fenomena lain misalnya pada tahun 1937, ekspor minyak
kelapa dari Pelabuhan Cilacap merupakan komoditas kedua terbesar dalam paket
ekspor Jawa - Madura, setelah Surabaya. Karakteristik Pelabuhan Cilacap
menunjukan perbedaan mencolok antara besarnya nilai ekspor dan rendahnya nilai
impor. Bahkan nilai impor Cilacap berada di bawah Pelabuhan Cirebon.
Arus
pendatang menyebabkan pertambahan penduduk Kota Cilacap. Jika dibandingkan
dengan Pekalongan, Tegal dan Cirebon, memang kenaikan penduduk Cilacap lebih
rendah. Dalam periode antara tahun 1920 dan 1930 tampak pertambahan penduduk
Kota Cilacap lebih meningkat daripada periode sebelumnya. Gejala itu
memperlihatkan ada korelasi dengan masa puncak ekspor pelabuhan. Akhirnya
selain untuk keperluan ekonomi perdagangan, pelabuhan Cilacap juga memiliki
karakter militer - pertahanan. Pembuatan benteng di ujung timur jalan masuk ke
pelabuhan pada tahun 1840 - 1860, yang dikenal dengan "benteng
endem", menunjukan pentingnya letak CIlacap dalam strategi pertahanan
negara kolonial Hindia Belanda. Ketika bala tentara Jepang menyerang dan
menguasai Jawa pada awal tahun 1942. Pelabuhan Cilacap menjadi tempat evakuasi
Belanda meninggalkan Jawa ke Australia.
10. Penjelasan bajak laut di Asia tenggara,
dari kelompok mereka dan struktur organisasinya adalah sebagai berikut ?
Asia
Tenggara adalah wilayah yang mana keamanan lautnya sangat penting terutama
untuk pelayaran di laut dan perdagangan. Secara geografis,
Asia Tenggara pada dasarnya merupakan wilayah maritim yang dihiasi dengan
ribuan pulau dan pulau di tengah daratan yang lebih besar dan semenanjung. Saat ini, Asia
Tenggara dibagi secara politik menjadi beberapa negara-bangsa dengan
pertumbuhan ekonomi dan industri dan kelas menengah yang terus melebar. Nasional diri
kepentingan dan prioritas sosial dan agenda yang berbeda, bagaimanapun,
mendikte bahwa mitra regional biasanya tidak melihat mata ke mata yang
berkaitan dengan keamanan maritim-kebijakan.
Pembajakan
telah lama mengganggu perairan Asia Tenggara.Selama abad ke-19 Selat Malaka
sudah menjadi jalur air penting untuk kapal perjalanan dari India dan Barat ke
Cina. Saat ini,
sepertiga dari perdagangan dunia melewati saluran sempit laut berbatasan dengan
MalaysiaSingapura dan Indonesia. Wilayah dan laut
sekitar kepulauan Melayu yang dihiasi dengan ribuan pulau, selat sempit dan
sungai terlindung, semua yamg membuat hide ways sempurna. Kru bajak laut
termasuk kaum pribumi Melayu lokal atau Lanuns, orang pelaut. Mereka berasal
dari desa-desa pesisir di sekitarnya apa yang membuat wilayah Malaysia,
Indonesia dan Filiphina hari ini. Ada juga jumlah besar bajak laut Cina dari
utara, biasanya orang buangan dari arus utama masyarakat Cina dari dinasti
Ching tua, yang menemukan ceruk untuk diri mereka sendiri dengan menggerogoti
kapal dagang plying Laut Cina di jung pelayaran mereka. kedatangan
penjajah Eropa tiba-tiba mengganggu perdagangan tradisional lama masyarakat
Melayu, ketika sistem monopoli membatasi perdagangan diberlakukan, menyebabkan
bagian tertentu dari masyarakat menderita penurunan ekonomi. Kebutuhan ekonomi
mendorong banyak orang untuk mengejar pembajakan sebagai bentuk hidup.
15. Bagaimana Penjelajahan bangsa Eropa ke Indonesia ?
Hindia Timur atau Indonesia telah
lama dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah seperti vanili, lada, dan
cengkeh. Rempah-rempah ini digunakan untuk mengawet makanan, bumbu masakan,
bahkan obat. Karena kegunaannya, rempah-rempah ini sangat laku di pasaran dan
harganya pun mahal. Hal ini mendorong para pedagang Asia Barat datang dan
memonopoli perdagangan rempah-rempah. Mereka membeli bahan-bahan ini dari para
petani di Indonesia dan menjualnya kepada para pedagang Eropa. Namun, jatuhnya
Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan
rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus. Hal ini dikarenakan boikot yang
dilakukan oleh Turki Utsmani. Situasi ini mendorong orang-orang Eropa
menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah yang banyak memiliki bahan
rempah-rempah, termasuk kepulauan Nusantara (Indonesia). Dalam perkembangannya,
mereka tidak saja berdagang, tetapi juga menguasai sumber rempah-rempah di
negara penghasil. Dimulailah era kolonialisasi Barat di Asia . pada bab ini
akan diuraikan tentang kedatangan bangsa Eropa hingga terbentuknya kekuasaan
kolonial Barat di Indonesia.
Sebab dan Tujuan Kedatangan Bangsa
Barat
Secara umum, kedatangan bangsa Eropa ke Asia termasuk ke Indonesia
dilandasi keinginan mereka untuk berdagang, menyalurkan jiwa penjelajah, dan
menyebarkan agama. Adapun sebab dan tujuan bangsa Eropa ke dunia Timur adalah
sebagai berikut :
Ø Mencari kekayaan termasuk berdagang
Ø Menyalurkan jiwa penjelajah
Ø Meyakini
Keberadaan Prester John
Ø Menyebarkan
agama
Ø Mencari
kemuliaan bangsa
Sejak abad
ke -13, rempah-rempah memang merupakan bahan dagang yang sangat menguntungkan.
Hal ini mendorong orang-orang Eropa berusaha mencari harta kekayaan ini
sekalipun menjelajah semudera. Keinginan ini diperkuat dengan adanya jiwa
penjelajah. Bangsa Eropa dikenal sebagai bangsa penjelajah, terutama untuk
menemukan daerah-daerah baru. Mereka berlomba-lomba meninggalkan Eropa. Mereka
yakin bahwa jika berlayar ke satu arah, maka mereka akan kembali ke tempat
semula. Selain itu, orang-orang Eropa terutama Protugis dan Spanyol yakin bahwa
di luar Eropa ada Prestor John (kerajaan dan penduduknya beragama Kristen). Oleh karena itu, mereka berani berlayar jauh. Mereka yakin akan bertemu
dengan orang-orang seagama. Di luar faktor
yang disebutkan di atas, orang-orang Eropa yang sebagian besar beragama Kristen
terdorong pula untuk pergi ke mana pun guna mewartakan Injil (Gospel). Mereka
percaya bahwa mewartakan Injil kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan
adalah salah satu panggilan hidupnya. Selain menyebarkan Injil, mereka juga
berusaha mencari kekayaan (gold) dan kebanggaan serta kejayaan (glory) bagi
negaranya.
Pada awalnya, tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia hanya untuk
membeli rempah-rempah dari para petani Indonesia. Namun, dengan semakin
meningkatnya kebutuhan industri di Eropa akan rempah-rempah, mereka kemudian
mengklaim daerah-daerah yang mereka kunjungi sebagai daerah kekuasaannya. Di
tempat-tempat ini, bangsa Eropa memonopoli perdagangan rempah-rempah dan
mengeruk kekayaan alam sebanyak mungkin. Dengan memonopoli perdagangan
rempah-rempah, bangsa Eropa menjadi satu-satunya pembeli bahan-bahan ini. Akibatnya,
harga bahan-bahan ini pun sangat ditentukan oleh mereka. Untuk memperoleh hak
monopoli perdagangan ini, bangsa Eropa tidak jarang melakukan pemaksaan.
Penguasaan sering dilakukan terhadap para penguasa setempat melalui suatu
perjanjian yang umumnya menguntungkan bangsa Eropa. Selain itu,
mereka selalu turut campur dalam urusan politik suatu daerah. Bangsa Eropa
tidak jarang mengadu domba berbagai kelompok masyarakat dan kemudian mendukung
salah satunya. Dengan cara seperti ini, mereka dengan mudah dapat mempengaruhi
penguasa untuk memberikan hak-hak istimewa dalam berdagang.
Bangsa Portugis
Ekspedisi
pertama untuk mencari jalan langsung ke Indonesia dirintis oleh bangsa Portugis
dan Spanyol. Bangsa-bangsa lain seperti Inggris, Prancis, dan Belanda baru
melakukan ekspedisi setelah kedua bangsa ini menemukan jalan ke Indonesia.
Orang Portugis pertama yang mencoba mencari jalan baru ke Indonesia adalah Bartholomeus Diaz. Ia meninggalkan
Portugal pada tahun 1486. Ia menyusuAri pantai barat Afrika hingga tiba di
Tanjung Harapan baik, namun ia gagal mencapai Indonesia. Setelah Bartholomeus
Diaz menemukan jalan ke timur di Tanjung Harapan Baik (Afrika Selatan), upaya
mencari jalan ke Indonesia diteruskan oleh armada-armada Portugis berikutnya.
Armada
Portugis berikutnya yang mencoba berlayar ke Indonesia dipimpin oleh Vasco da
Gama. Mereka berangkat pada tahun 1497 dan berhasil melewati Tanjung Harapan
Baik. Sewaktu tiba di Pelabuhan Malinda (Afrika Timur),
mereka bertemu dengan pedagang-pedagang Arab dan India. Namun, jalan ke Asia
Tenggara tetap dirahasiakan oleh para pedagang tersebut. Oleh karena itu,
orang-orang Portugis melanjutkan perjalannya menyusuri pantai timur Afrika.
Mereka harus melewati perairan dengan ombak yang sangat besar. Daerah itu
terletak di timur laut Afrika terutama di sekitar Ujung Tanduk. Oleh karena
itu, daerah ini disebut Guadafui (berhati-hatilah). Ekspedisi ini kemudian
berhasil melewati selat di ujung selatan Laut Merah yang disebutnya Bab el
Mandeb (Gapura Air Mata). Pada tahun 1498, Vasco da Gama tiba di Kalikut
(India). Sejak saat itu, perdagangan antara orang Eropa dan India tidak lagi
melalui jalur Laut Tengah melainkan melalui pantai timur Afrika.
Namun, penemuan ini belum juga memuaskan bangsa Portugis. Mereka ingin
menjelajahi daerah timur lainnya yakni Malaka dan Maluku. Pada waktu itu, di
Asia Tenggara terdapat salah satu daerah pusat perdagangan yang sangat ramai
dikunjungi. Daerah tersebut adalah Malaka sedangkan daerah sumber
rempah-rempahnya adalah Maluku. Bagi Portugis, cara termudah menguasai
perdagangan di sekitar Malaka termasuk di Maluku adalah dengan merebut atau
menguasai Malaka. Kolonialisme Portugis di Indonesia dimulai sejak kedatangan
Alfanso d’Albuquerque di Maluku. Pada tahun 1511, ekspedisi Portugis di bawah
pimpinan Alfonso d’Albuquerque berhasil
menaklukkan Malaka. Dari sana, mereka menuju Maluku dan diterima dengan baik
oleh raja Ternate. Mereka diperkenankan berdagang dan membangun benteng di
ternate.
Bangsa
Spanyol
Pelopor bangsa Spanyol yang mencari jalan langsung ke Indonesia adalah Christopher Columbus, ia berjalan
kearah barat. Setelah dua bulan, ia sampai di sebuah pulau yang kemudian
dinamakan San Salvador. Columbus gagal mencapai India. Setelah Columbus gagal menemukan India, ekspedisi Spanyol selanjutnya ke
daerah rempah – rempah dipelopori oleh Ferinand Magellan. Berbeda dengan armada
Portugis, pada tahun 1519 Magellan berangkat melalui Samudera Atlantik. Setelah
melewati ujung Amerika Selatan, ia masuk ke Samudera Pasifik. Ia tiba di
Filipina pada tahun 1521. sewaktu mencoba mengatasi perang antarsuku di Cebu,
Magellan terbunuh. Ia digantikan oleh Del Cano. Dalam perjalanan kembali ke
Spanyol, mereka singgah di Tidore. Sejak saat itu, terjalin kerja sama
antara Spanyol dan Tidore. Kerja sama itu tidak hanya dalam hal perdagangan,
tetapi juga diperkuat dengan dibangunnya benteng Spanyol di Tidore. Kondisi
tersebut tentu saja menyebabkan antara Portugis dan Spanyol saat itu, Portugis
membuka kantor dagangnya di Ternate. Portugis merasa terancam dengan hadirnya
Spanyol di Tidore. Hal ini diperkuat lagi dengan kenyataan bahwa Tidore dan Ternate
telah lama bermusuhan. Dengan alasan tersebut, Portugis yang didukung pasukan
Tidore. Benteng Spanyol di Tidore dapat direbut Portugis. Namun, berkat
perantara Paus di Roma, Portugis dan Spanyol akhirnya mengadakan perjanjian
yang disebut Perjanjian Zaragosa. Berdasarkan perjanjian itu, Maluku dikuasai
Portugis sedangkan Filipina dikuasai Sepanyol.
Bangsa Inggris
Kedatangan
bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan Thomas
Cavendish. Dengan mengikuti jalur yang dilalui Magellan, pada tahun 1579
Francis Drake berlayar ke Indonesia. Armadanya berhasil membawa rempah-rempah
dari Ternate dan kembali ke Inggris lewat Samudera Hindia. Perjalanan
beriktunya dilakukan pada tahun 1586 oleh Thomas Cavendish melewati jalur yang
sama. Pengalaman kedua pelaut tersebut mendorong Ratu Elizabeth I meningkatkan
pelayaran internasioalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka menggalakan ekspor
wol, menyaingi perdagangan Spanyol, dan mencari rempah-rempah. Ratu Elizabeth I
kemudian memberi hak istimewa kepada EIC
(East Indian Company) untuk mengurus perdagangan dengan Asia. EIC
kemudian mengirim armadanya ke Indonesia. Armada EIC yang dipimpin James
Lancestor berhasil melewati jalan Portugis (lewat Afrika). Namun, mereka gagal mencapai Indonesia karena diserang Portugis dan bajak
laut Melayu di selat Malaka.
Awal abad ke 17, Inggris telah memiliki jajahan di India dan terus berusaha
mengembangkan pengaruhnya di Asia Tenggara, kahususnya di Indonesia.
Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda dimulai tahun 1604. menurut catatan
sejarah, sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan
kantor-kantor dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar,
Japara, dan Makassar. Walaupun
demikian, armada Inggris tidak mampu menyaingi armada dagang barat lainnya di
Indonesia dagang Barat lainnya di Indonesia, seperti Belanda. Mereka akhirnya
memusatkan aktivitas perdagangannya di India. Mereka berhasil membangun
kota-kota perdagangan seperti Madras, Kalkuta, dan Bombay.
4. Bangsa Belanda
Armada Belanda yang pertama berusaha mencapai Indonesia dipimpin Van Neck,
namun ekspedisi ini gagal. Kemudian, pada tahun 1595 armada Belanda dipimpin Cornelis de Houtman dan Pieter de Kaizer berangkat menuju
Indonesia. Mereka menyusuri pantai barat Afrika lalu sampai ke Tanjung Harapan
Baik. Dari sana, mereka mengarungi Samudera Hindia dan masuk ke Indonesia
melalui Selat Sunda lalu tiba di Banten. Armada ini tidak diterima oleh rakyat Banten karena Belanda bersikap kasar.
Selain itu, hubungan antara Banten dan Portugis masih baik. Dari Banten, armada ini bermaksud menuju Maluku untuk membeli rempah-rempah
namun gagal mencapai Maluku. Cornelis de Houtman tiba kembali di negerinya pada
tahun 1597. ia disambut sebagai penemu jalan ke Indonesia. Setelah Cornelis,
armada Belanda datang ke Indonesia susul menyusul. Hal ini mengakibatkan lalu
lintas Indonesia – Belanda menjadi ramai. Armada Belanda yang pertama mencapai
Maluku adalah armada kedua.
Mereka
berhasil melakukan pembelian remapah-rempah disana. Pada awalnya, Belanda memang
gagal menghadapi persaingan dengan Portugis, baik di Maluku maupun di
pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia. Namun, karena armada Belanda semakin
hari semakin bertambah, sedikit demi sedikit armada Portugis mulai terdesak. Akhirnya Portugis terusir dari Maluku menandai era kolonialisme Belanda di
Indonesia. Sejak itu, pedagang-pedagang Belanda semakin banyak yang datang ke
Maluku. Untuk mengatasi persaingan diantara pedagang-pedagang Belanda sendiri,
pada tahun 1602 dibentuk VOC
(Vereenigde OostIndische Compagnie) atau persekutuan Dagang Hindia
Timur. VOC dipimpin oleh De Heren Zuventien (Dewan Tujuh Belas) dengan Pieter
Both sebagai gubernur jenderal yang pertama. Semula VOC berpusat di Ambon. Namun, sejak kepemimpinan Gubernur Jenderal
Jan Pieterzoon Coen, pusat VOC dipindah ke Jayakarta yang kemudian berganti
nama menjadi Batavia Untuk memperkuat kedudukan VOC di Indonesia,
pemerintah Belanda memberikan hak-hak istimewa. Hak-hak istimewa VOC tersebut
antara lain :
Ø Hak monopoli
dagang
Ø Hak membuat
dan mencetak uang
Ø Hak
membentuk tentara
Ø Hak
menyatakan perang ataupun membuat perjanjian
Dengan
hak-hak tersebut berarti VOC memiliki kekuasaan seperti suatu negara. Mereka
dapat bertindak bebas tanpa harus konsultasi lebih dulu dengan pemerintah
Belanda di negeri induk. Bangsa Eropa datang ke Asia termasuk Indonesia karena
mereka ingin berdagang, menyalurkan jiwa penjelajah, dan menyebarkan agama. Untuk itu, bangsa-bangsa Eropa mencari jalan baru dengan mengarungi
samudera. Pelapornya adalah bangsa Portugis dan Spanyol. Pelaut-pelaut terkenal
dari Portugis adalah Bartholomeus Diaz dan Vasco da Gama. Sedangkan pelaut dari
Spanyol adalah Columbus dan Magellan. Bakat kepeloporannya, Portugis dan
Spanyol berhasil menguasai jalur berlayar, terutama untuk mencari kekayaan.
Indonesia sebagai daerah penghasil rempah-rempah menjadi rebutan. Akhirnya, bangsa-bangsa
Eropa tersebut berhasil menjajah Indonesia. Belanda adalah bangsa yang paling
lama berkuasa dan paling banyak mengeruk keuntungan perdagangan di Indonesia
dibandingkan bangsa Portugis dan Inggris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar