BAB IX
Pemimpin Revolusi
Seorang
pengamat yang tajam tentang karier
soekarnosudah dapat menduga bahwa Proklamasi kemerdekaan menjadi puncak dari
sejarah hidupnya. Dalam Proklamasi, meskipun menghadapi tahun-tahunperjuangan
berat didepannya, ia bererhasil mencapai tujuan yang dibinanya selama 20 tahun
dan 17 Agustus untuk sebagian besar adalah keberhasilan pribadinya
sendiri.
Dalam pertemuan 15 Agustus
malam dan selama sehari penculikan atas dirinya ia cukup keras melawan
kekerasan melawan pemuda dan tetap membuka garis hubungannya dengan jepang.
Sepanjang waktu itu Soekarno bersikap seirama dengan Hatta yang pragmatisnya
biasa dicelahkan.sikap hati-hati pada permulaan disebabkan kepercayaan Soekarno
bahwa tetap ada kemungkinan merdeka lewat penyerahan kekuasaan kepada suatu
pemerintah otonomi setempatoleh jepang. Dalam jangka waktu panjang,
perdebatan-perdebatan tanggapan atas sifat refolusi telah menjadi bagian dari
mitologi yang salah bagi indonesi, penting dalam mempertahankan kekuasaan dakekuasaan
yang saling berlawananberbagai macan kelompok masing-masing mengembangkan rasa
memiliki rasa Revolusi. Sambutan terhadap Proklamasi sungguh diluar dugaan,
bahwa mungkin mengagetkan Soekarno, ketika para pemuda pada sore 17 Agustus
merebut kantor besar Radio Domei dan menyiapkan berita itu kepada seluruh
rakyat Indonesia. Sementara tindakan itu menampilkan Revolusi yang sedang lahir
Soekarno dan kawan-kawanya diJakarta menghadiri tugas yang tidak kurang
menakjubkan yakni menciptakan perlengkapan resmi pemerintahan.
Pada
tanggal 23 Agustus Soekarno berpidato didepan Radio, menjelaskan tujuan-jujuan
Republikdan menekankan pentingnya pengakuan internasional bagi Republik ini.
Pada hari berikutnya PPKI mempersiapkan peraturan-peraturan pemerintahan daeran
dan Komite Nasional Indonesia Pusat. Dalam situasi tumbuhnya anarki yang
potensial ini, Soekarno menjadi titik pusat kekuasaan yang tidak diragukan lagi. Ada sejumlah orang yang
mulanya menyangsikan hal ini, antara lain Sjahrir. Meskipun dihangatkan oleh
sambutan yang demikian hebat, Soekarno sendiri masih kurng memiliki kepercayaan
diri untuk menghadapi tugas-tugas rutin pemerintah, untuk melaksanakan tugas
itu ia bersandar pada wakilnya. Pembagian seperti ini tentu sudah wajar, tetapi
membawa akibat penting bagi Soekarno. Gejala ke arah ini adalah keputusan
memberikan kepada KNIP kekuasaan co-legislative
bersama presiden. Yang berakibat pada perbedaan pendapat dalam dasar bentuk
dan sifat negara. Sampai pada suatu ketika Soekarno berada di luar Kota Jakarta
dan ia tidak mengetahui adanya usulan namun Hatta, menyetujui usulan tersebut
dan meminta Sjhrir menyusun kabinet dan akhirnya Soekarno menerima gagasan
kabinat kabinet yang bertanggung jawab lebih dari hanya pmerintahan saja. Oleh
sebab itu dia bersedia bersandar pada mereka yang memiliki keahlian menjalankan
pemerintahan sehari-hari. Perubahan komstitusional ini menurut perumusan yang
lebih jelas atas kekuatan dan kelemahan kedudukan presiden sendiri. Dalam 12
bulan berikutnya ada tiga hal penting yang meminta perhatian pimpinan republik
di semping hal lainnya sebagai presiden Soekarno tidak bia menghindar diri dari
penentuan sikap terhadap analisis diplomasi dan perjuangan.
Api
yang berkobar di Surabayan itu adalah hasil pola keseimbangan antara ketegangan
dan kecurigaan yang ruwet, memuncak ketika angkat perang Inggris mulai mendarat
di Jawa pada akhir Oktober. Di Surabaya sikap hati-hati inggris untuk meredakan
kekuatan indonesia. Sayang, dalam suatu aksi tembak-menembak yang membingungkan
setelah persetujuan itu malaby sendiri tewas terbunuh dan keteganganpun kembali
memuncak soekarno yang sudah di jakarta dalam pidato di radionya menghimbau
rakyat surabaya agar menahan diri. Kemudian pada tanggal 9 november setelah
tugas mereka selesai inggris memutuskan untuk menduduki kota surabaya dan
kembali meminta penduduk segera tunduk dan menyerahkan senjata-senjatanya. Bagi
republik pertempuran di surabaya menjadi salah satu lembar sejarah kepahlawanan
revolusinya. Namun bagi soekarno masih kurang jelas sikap soekarno yang saling
bertentangan merupakan perwujudan konflik batinnya sendiri yang pada hakekatnya
adalah sumber kekuatannya. Diplomasi saja maupun perjuangan saja belum cukup
untuk mengalahkan belanda. Sampai akhirnya tanmala kembali ke Indonesia pada
tahun-tahun pendudukan jepang di Indonesia setelah lebih dari 20 tahun bekerja.
Kesamaran organisasi komunisme internasional di luar negeri. Selagi sjahrir
membuka perundingan dengan belanda tanmalaka mengumpulkan beberapa pemimpin pemuda
di sekitarnya seperti Adam malik dan Chairul saleh dan bekerja untuk membentuk
suatu gerakan masa yang bertujuan menolak perundingan dengan musuh pada akhir
desember tentara belanda mulai mengalir masuk ke Jakarta di rasakan bahwa
resiko mempertahankan kota itu sebagai pusat pemerintahan terlalu besar maka
pemindahan pemerintahan di Jogyakarta dan pada 4 januari 1946 soekarno dan
hatta di berangkatkan menggunakan kereta api.
Pengunduran
diri sjahrir menempatkan inisiatif langsung berada ditangan soekarno samapi
pada tanggal 27 juni malam mayor jenderal soedarsono memerintahkan penangkapan
perdana menteri sjahrir ketika ia kembali ke yogyakarta dari jawa timur dalam
penangkapan itu musuh yang paling berbahaya adalah musuh dalam selimut musuh di
dalam yang menggerogoti dasar republik kita sedikit demi sedikit peristiwa yang
di kenal dengan nama peristiwa 3 juli ini merupakan ancaman besar bukan saja
sebagai pemerintah sjahrir tetapi bagi republik indonesia sendiri dimana
kekacauan yang sifatnya lebih mendalam lagi dimana tanmalaka menjadi titik
tumpuan bagi mereka yang yakin bahwa belanda tidak dapat dipercaya bahwa usaha
untuk menjamin peralihan kedaulatan lewat perundingan akan gagal dan
kesudahannya adalah kemusnahan republik. Bagi golongan pendukung garis muda
yang bergabung dalam PP, tanmalaka bukan saja dari lambang suatu gaya
perjuangan yang lain, tetapi juga sekaligus menjadi lambang suatu bentuk
revolusi yang berbeda. Meskipun, ada pendukung-pendukung yang terdiri dari para
pemuda dalam kedua barisan yang beradu kekuatan pada tahun 1946. Sampai pada
akhirnya ada juga unsur kekecewaan pada pemimpin-pemimpin yang berkelompok di
sekitar tanmalaka dari berbagai ragam kelompok dan persoalan yang saling melengkapi
ini timbul barisan penentang yang berani mengambil resiko merebit kekuasaan
pemerintah arti penting percobaan KUP itu bagi soekarno ialah percobaan itu
sekali lagi menggaris bawahi posisi sentralnya dan kebebasannya dalam berpihak.
Strategi
PKI selama 1948 sebagian telah dibentuk oleh perkembangan-perkembangan dalam
negeri tetapi juga oleh perubahan politik gerakan komunisme internasional
secara menyeluruh Soekarno segera merasakan pengaruh perubahan ini strategi
PKI, seperti juga oposisi tanmalaka dulu dengan cara menyamar, muso tiba di
lapangan terbang bukit tinggi awal agustus bertindak sebagai sekertaris suritno
sampai kembalinya muso segera di susul pengumuman amir syarifudin yang
menggambarkan bahwa ia adalah seorang komunis. Seperti pemberontakan PKI pada
tahun 1926 dan tahun 1927, peristiwa madiun ini cepat di gagalkan seruan
soekarno telah di sertai dengan pemberian kekuasaan penuh kepadanya untuk
mengatasi keadaan darurat. Segera diambil langkah-langkah penangkapan PKI.
Pertama-tama ia tetap menganggap PKI sebagai unsur asli dari revolusi Indonesia
dan kutukannya atas pemberontakan itu adalah kutukan terhadap penyimpangan PKI
dari jalan yang benar. Kedua ia telah belajar atau mengira telah belajar bahwa
kepemimpinan sudah cukup untuk memungkinkan ia mengendalikan unsur-unsur
penentang yang membahayakan Negara selama krisis madiun dibawah tekanan
Amerika, memperlihatkan sikap menahan diri dan rela berusaha mempergunakan
ketegangan dalam tubuh republik bagi kepentingan tujuannya. Sampai pada tanggal
15 desember balanda kembali lagi menyampaikan ultimatum kepada republik yang
disusun sedemikian rupa sehingga dan pada pagi hari 19 desember belanda
melancarkan serangan mendadak ke yogyakarta sebagai aksi polisionil yang kedua
akhirnya 1949 diumumkan gunjatan senjata sebagai hasil persetujuan belanda
untuk melanjutkan perundingan, meskipun soekarno tetap mendapatkan penghormatan
sebagai pemimpin nasional selama masa tawanannya di prapat, toh dalam masa itu
ia harus berhadapan dengan sejenis tantangan lain.
X
PRESIDEN
TANPA KUASA
Belanda
yang resmi mengalihkan kedaulatan republik indonesia serikat pada tanggal 27
desember 1949 dan esok paginya soekarbo meninggalkan yogyakarta, ibu kota
revolusi republik, menuju jakarta yang menjadi ibukota indonesia baru. Setelah
bertahun-tahun berjuang melawan kekerasam kekuasaan kolonial belanda selama
tahun 1950 keseimbangan politik yang penting dalam pembicaraan ketentuan
pasal-pasal konsultasi yang baru penggunaan kekuatan eksekutif sekali lagi berada
di tangan seorang perdana menteri dan kabinet yang tergantung pada hukum
parlemen. Dan hanya memberikan peranan tokoh lambang kepada seorang presiden
penunjukkan formatir kabinet adalah hak progatifnya dalam pidato pelantikannya
sebagai republik indonesia serikat
beberapa bulan sebelumnya ia mengutuk kebiasaan demokrasi liberal barat dalam
kata-kata yang mencerminkan tindakan politiknya kemudian ia menyatakan perlunya
bagi indonesia suatu bentuk demokrasi terpimpin di sini tersimpul yang sungguh
ingin dimainkannya. Ia tidak ingin di ikat untuk mengerjakan tugas-tugas rutin
pemerintahan juga tidak ingin mengambil resiko di benci oleh orang yang bisa
saja muncul dari kalangan yang bertanggung jawab dalam melaksanakan kebijakan
esklusif.
Pada
tahun-tahun pertama kemerdekaan, kritik-kritik soekarno banyak ditujukan
terhadap gaya atau semangat kehidupan nasional dan ketidak kepuasannya
dinyatakannya secara luas. Bagi soekarno persaingan antar partai ini adalah
menyangkut soal-soal yang remeh, tetapi bisa merusak persatuan nasional yang
mungkin dapat di atasi dengan pembentukan satu partai saja. Kebijakan ekonomi
telah menimbulkan keadaan yang gawat bagi republik muda ini faktor-faktor ini
ditambah dengan devisit anggaran negara yang terus menerus menyebabkan kenaikan
inflansi yang mengganggu setiap pemerintahan yang di bentuk keadaan ini
berlanjut sampai tahun 1960an. Sementara para perdana menteri yang silih
berganti terus berusaha untuk mengatasi tekanan-tekanan ini tidak banyak
berhasil. Soekarno nampak kecewa yang di anggapnya telah kehilangan tuuan dan
cita-cita nasionalnya sampai disini ucapan-ucapan soekarno nampaknya hanya
merupakan keprihatinannya sendiri atas merosotnya semangat bangsa namun secara
berlahan iapun melibatkan dirinya dalam tindak politik praktis. Ujian pertama
terhadap posisi soekarno datang sesudah terbentuknya republik kesatuan pada
tahun 1950.
Persoalan
irian barat di pergunakan soekarno untuk tujuannya dan itu wajar. Baginya itu
berarti kelanjutan perjuangan revolusi nasional belum selesai sebelum daerah
yang masih pertahankan belanda pada waktu perjanjian KMB di denhag dialihkan
kepada indonesia. Namun ada unsur lain yang diperhatikan dengan sadar. Soekarno
memilih suatu pertemuan di istana dengan para anggota persatuan Wartawan Indonesia
yang sedang berkonverensi sebagai tempat untuk menjelaskan sikap dan
pendiriannya. Selama beberapa tahun kemudian tidak ada kemajuan dalam Irian
Barat dalam usahanya mencari sintesis dalam persatuan selama tahun-tahun itu,
Soekarno berkali-kali berbicara tentang peranan yang tepat bagi islam dalam
menekankan perhatian terhadap kedudukan dalam permufakatan nasional. Sampai
pada bulan Januari 1953 ketika mengunjungi Kalimantan selatan, Soekarno
menyinggung kecurigaan ini. Sehingga membuat Soekarno berpaling kepada Wilopo
dari PNI yang berhasil mempertemukan sekelompok tokoh yang bersedia duduk dalam
kabinetnya dan daftar susunannya diajukan kepada presiden. Meskipun kabinet itu
dipinpin PNI, Soekarno sulit bisa cocok dengan pemerintahan ini karena bagi PNI
sikap rukun kaum komunis itu akan membuka kemungkinan-kemungkinan tertentu yang
menarik. PKI dalam perundingannya tetap
partai kecil.
Soekarno
yang tidak terlalu senang dengan pembaruan dalam ketatanegaraan mempunyai jalur
hubungan dengan kedua unsur oposisi ini dan sejak pertengahan tahun 1952 ia
membiarkan dirinya terseret dalam serangkaian siasat politik yang sangat ruwet.inilah
unsur-unsur pokok situasi yang membangkitkan gerakan-gerakan masa di luar
istana pada tanggal 17 Oktober itu. Pada tahun 1950 Soekarno telah menerima
ketetapan-ketetapan konstitusional yang ternyata telah membatasi
tindakan-tindakannya.meskipun Soekarno bersikap hati-hati agar jangan sampai
dikenal sebagai bersikap mendua dalam kaitan hubungannya dengan PNI, tetapi
sekidak-tidaknya bantuan terbuka yang di berikan kepada pemerintahan Ali
Sastromidjojo telah terungkap dengan sendirinya dalam sejumlah peristiwa.,
bantuan ini semakin di perkuat lagi dengan prakarsa-prakarsanya dibidang
politik luar negeri ketika peranan indonesi semakin menonjol.
XI
Pembentukan
Demokrasi Terpimpin
Ketika
Soekarno berpidato tentang “Kuburkan semua partai” pada 28 Oktober, baginya
belum jelas kemana ia akan pergi. Didorong oleh reaksi-reaksi yang serbh
bingung ini Soekarno dalam pidatonya di depan “Persatukan Guru Republik
Indonesia” dua hari kemudian.kembali lagi pada masalah ini dalam nada yang agak
lebih keras “ Saya tidak lagi cuma mimpi”. Katanya , maka, pembunaran
partai-partai dengan tegas saya anjurkan. Bersamaan dengan itu ia menjelaskan
bahwa ia tidak mempunyai keinginan untuk berkuasa sebagai diktator. “ saya
bukan presiden diktator dari Republik Indonesia dan saya tidak ingin jadi
diktator karena itu berlawanan dengan kesadaranku... saya adalah seorang
Demokrat, tetapi tidak ingin demokrasi liberal sebaliknya yang saya ingin
adalah demokrasi terpimpin... menjelang januari nampaknya inisiatif utama
berada tangan para kolonel dan pendukung-pendukung politiknya meskipun demikian
Soekarno bergerak dengan hati-hati dalam menerjemahkan prinsip-prinsip ini
kedalam bentuk perangkat politik yang nyata.
Pada
tanggal 14 Maret Kabinent Ali Sastroamdjojo mengundurkan dari dan segera sesudah itu presiden mengumumkan
negara dalam keadaan bahaya. Ternyata keberhasilan itu terbatas meskipun
sebagian besar menteri-menterinya adalah anggota partai-partai politik mereka
telah di pilih dan bersedia memangku jabatannya secara pribadi sesuai
kedudukannya, juanda berkepentingan mengurangi unsur-unsur yang merubah
situasi, pembentukan kabinet telah mengembalikan sekedarnya keadaan normal
setelah keadaan yang guncang bulan-bulan lalu. Meskipun gagasan mengakibatkan
konperensi datang dari dewan nasional tetapi dilaksanakan oleh pemerintah dan
lebih banyak menjadi hasil kerja juanda dari pada soekarno. Yang banyak di
bicarakan dalam konperensi itu adalah inti persoalan soekarno-hatta dan
dipermukaan nampaknya seolah-olah telah dicapai kemajuan. Sementara mengikuti
musyawarah nasional soekarnopun menjaga supaya inisiatifnya tetap segar,
strategi agitasi demikian cocok dengan sifat soekarno, dan ini membawa resiko
baginya, resiko pribadi dan resiko politiknya. Percobaan pembunuhan atas
soekarno dan penyitaan besar-besaran milik belanda telah mencetuskan suasana
krisis baru, sama dengan situasi krisis pada bulan-bulan pertama waktu itu.
Suasana krisis semakin meningkat pada bulan januari 1958 pers memberitahukan
bahwa sejumlah tokoh terkemuka yang menentang tindakan-tindakan soekarno dan
politik pemerintah mulai berkumpul di sumtra barat, pangkalan gerakan sparatis
pertama satu tahun sebelumnya.
Pada
permulaan tahun 1957dulu, daerah-daerah dan pemimpin-pemimpin militernya,
dengan simpati dari masjumi, telah menghadapi suatu pemerintahan yang
berdasarkan partai-partai, pimpinan tinggi angkatan darat yang ragu-ragu, dan soekarno
yang siap akan campur tangan menurut caranya sendiri PKI tentu menjadi suatu
kekecualian pada gambaran umum merosotnya partai-partai tetapi dalam banyak
hal, persekutuan ini tidak mantap dikarenakan kekuasaan tentara telah
dijalankan langsung lewat wewenang negara dalam keadaan bahaya dan lewat
kontrolnya atas sebagian besar sektor ekonomi, tetapi ia juga mencoba
perluasanpengaruh politiknya secara tidak langsung lewat suatu organisasi front
nasional dengan latarbelakang pola-pola baru kekuatan ini, soekarno sekali lagi
kembali pada demokrasi terpimpin dan akhirnya, dengan sendirinya, mulai
bentuk-bentuk yang lebih jelas. Dalam menyelesaikan perbedaan-perbedaan ini
soekarno harus bekerja secara faham meskipun komunike yang baik yang bagus
bunyinya telah dikeluarkan sesuai peraturan itu yang berisi bahwa telah
berhasil dicapai suatu perumusan, segera menjadi jelas bahwa persetujuan
partai-partai masih belum dicapai. Pikiran untuk kembali ke UUD 1945 bukanlah
suatu pikiran yang baru pada tanggal 8 maret soekarno berpidato didepan muka
istana, dan dalam minggu-minggu selanjutnya serangkaian rapat umum melahirkan
resolusi-resolusi yang menyokong rencana itu.
Menjelang
akhir bulan mei, menjadi jelas bahwa demi kepercayaan akan terbukanya harapan,
maka seruan presiden kepada kontituante 22 april berada dalam bahaya akan di
tolak. Inilah situasi yang terhampar dihadapan soekarno ketika ia kembali pada
akhir bulan. Dalam meninjau kembali kajadian-kejadian ini keputusan tegas ini
mengandung suasana keterpaksaan yang menyelimutinya dan ini tidak boleh
dianggap enteng dengan dekrit 5 juli tujuan-tujuan yang dirumuskan soekarno
dalam garis-garis besar sejak 2tahun yang lalu akhirnya tercapai meskipun
demikian, dengan latar belakang ini, inisiatif soekarno sendiri adalah
menentukan dalam mengalahkan lawan-lawan politiknya juga terdapat unsur yang
bersifat pribadi. Dengan demikian juli 1959 adalah tahun kemenangannya ia telah
memulihkan posisi sentralnya dalam urusan bangsanya tinggal lagi memilih
bagaimana ia mempergunakan posisi ini.
XII
Pemimpin
Besar Revolusi
Dekrit
5 juli itu telah mempertegas perubahan kenyataan-kenyataan politik yang
berjalan sejak tahun 1956. Sebagai perdana menteri dibawah konstitusi baru itu,
tugasnya yang pertama adalah membentuk pemerintahan anggota-anggota kabinet
diharapkan melepaskan hubungan kepartaiannya sejak pelantikannya. Kelompok
dewan-dewan dan lembaga-lembaga perwakilan yang kompleks ini dimaksudkan
sebagai wadah mustawarah yang pantas menurut hakekat demokrasi terpimpin, akan
dapat menjamin kata sepakat dan persatuan nasional setelah terbentuknya kabinet
kerja, segera soekarno melengkapkan kerangka bangunan lembaga-lembaga ini.
Semua lembaga-lembaga perwakilan ini bersama golongan kekaryaan, harus bekerja
keras untuk memenuhi harapan-harapannya akhirnya, sebagai tambahan dari lembaga-lembaga
perwakilan baik yang berdasarkan konstitusi atau partai-partai khusus dibentuk
suatu badan baru, fron nasional untuk menggantikan fron pembebasan irian barat
dikuasai tentara meskipun soekarno menjadi pengambil inisiatif dalam membangun
alat perlengkapan permusyawaratan dan alat kontrol ia enggan untuk mengambil
tangging jawab detail-detail pekerjaan pemerintahan. Pembagian pekerjaan ini
sebagian adalah akibat dari struktur demikrasi terpimpin itu sendiri yang
mencoba secara khusus mengembangkan kepemimpinan dan musyawarah dan mengecilkan
arti pekerjaan pemerintah yang meletihkan, bertanggung jawab dan sering tidak
disenangi.
Tetapi
meskipun soekarno tidak berusaha menjadi kepala eksekutif, ia adalah pusat dari
kehidupan politik, dan akhirnya tidak bisa mengelakkan tanggung jawab atas apa
yang terjadi oleh kedudukan sentralnya ini. Yang terpusat sesudah ia selama
tiga tahun menyerang partai-partai politik tingkah laku mementingkan partai
sendiri para pemimpinnya dan sistem keparlemenan sebagai keseluruhan,
menyebabkan banyak pengamat politik melihat demokrasi terpimpin itu sebagai
contoh dari kediktatoran perorangan. Namun penilaian seperti ini tidaklah tepat
dikarenakan soekarno bukanlah seorang diktator dalam pengertian umum. Selama
periode demokrasi terpimpin terdapat beberapa pikiranmengenai sifat
perlindungan soekarno terhadap PKI donaldhindely percaya bahwa kebangkitan PKI
lebih nyata dari pada yang kelihatan. Meskipun atas tinjauan sejarah yang sama
tidak mudah untuk menyimpulkan perbedaan penilaian para penulis ini. Pada bulan
agustus 1959, sebulan sesudah dekrit 5 juli soekarno secara mengejutkan ia
mengambil tindakan keras menyangkut perubahan harga mata uang pada bulan
agustus 1960 dewan perancang nasional mengumumkan rencana pembangunan semesta
berencana untuk pengembangan ekonomi dengan berbagai cara ternyata
kebijaksanaan ini telah diperhitungkan untuk melemahkan sektor ekonomi swasta
dan mendorong pertumbuhan birokrasi baru kapitalisme. Hanya pada satu kejadian,
tahun 1963, kelihatannya pemerintah bersedia menerima saran ekonomi yang
realisis dengan perlengkapan berupa slogan-slogan, soekarno mendorong rakyatnya
kearah tugas nasional bulding, membangun satu bangsa yang bersatu. Sejak tahun
1955 hartini telah berkembang secara politik semula ia hanya berada dibelakang
layar tetapi menjelang 40an mungkin disebabkan semakin tumbuhnya perasaan
ketidak pastian ian berusaha keras melayani soekarno sebaik-baiknya, menjadi
istri dan sekaligus menjadi teman pembantu politiknya suatu usaha yang tidak
pernah dilakukan fatmawati. Tetapi terlepas dari itu semua soekatno dapat
mempertahankan stabilitas dan meningkatkan kepemimpinannya dalam situasi
keruntuhan ekonomi, dalam situasi yang penuh dengan hal-hal yang tidak stabil.
XIII
Perumusan
Kembali Idiologi
Tuntutan
soekarno untuk menjadikan dirinya sebagai pembawa idiologi yang baru,
menyebabkan ia berbeda dengan sebagian besar pemimpin-pemimpin asia lainnya.
Sementara untuk soekarno sebagai pemimpin idiologi harus dipertimbangkan dengan
sungguh-sungguh, tidak terdapat suatu sistem atau keterpaduan logika dalam
gagasan-gagasannya soekarno adalah seorang yang banyak membaca, dan teori
sosial politik ia pelajari sendiri, meskipun pemikiran politik soekarno lebih
bersifat pengumpulan pengetahuan dari pada suatu sistematika, maka
gagasan-gagasannya jelas berdaya tenaga besar. Dengan menyelusuri perjuangan
politik soekarno sebagian besar pandangannya tentang dunia telah diuraikan
soekarno tidak melihat perlunya ketergantungan seperti itu, segi positif dari
pandangan hidupnya adalah perjuangannya untuk mempersatukan bangsa indonesia
melawan imperalisme untuk terbentuknya suatu bangsa perlu ada usaha bersama
dari golongan islam maupun komunis, golongan demokrat sosialis maupun sosialis,
betapapun besarnya perbandingan-perbandingan yang telah berlangsung lama
diantara mereka. Usahanya menciptakan persatuan bangsa telah disusunpula dengan
upaya-upaya menciptakan suatu sistematis idiologi yang menarik perhatian ialah,
ketika pembicaraan berkisar kesatuan bangsa, dasar pikiran soekarno bertolak
dari penghalang-penghalang persatuan yang tidak ditimbulkan oleh
perbedaan-perbedaan kelas, tetapi oleh kesetiaan masing-masing suku pada
kebiasaan adat lembaganya dan oleh aliran-aliran keyakinan dan budaya yang
saling bertentangan.
Nasionalisme
dengan warna anti barat yang dicapai dengan membangkitkan kesadaran masa,
kampanye yang dilancarkan utnuk persatuan semua gagasan ini telah mapan dalam
pikirannya pada akhir tahun 1930an pada permulaan tahun 1960an, ketika ia
memperkenalkan akronim baru “nasakom” sebagai lambang persatuan antara
nasionalisme, agama dan komunisme, ia sebenarya menghidupkan kembali
pemikirannya pada tahun 1926 bahwa kepentingan kaum nasionalis islam dan
masrxis dapat sama dan cocok satu sama lain. Pandangan terhadap dunia luar juga
nampaknya tidak banyak berubah meskipun demikian, perbedaan nevo dan oldevo
tidak jelas. Antitesis nevo oldevo dalam beberapa hal tidak dirumuskan dalam
pengertian bekas jajahan dan bekas penjajahannya yang sedapat mungkin
mempertahankan kepentingan ekonominya dan kadang-kadang juga berkepentingan
politik dan militernya. Perumusan-perumusan baru yang timbul pada tahun 1960an
ini, pada pandangan pertama, nampak sebagai kelanjutan gagasan-gagasan lama
yang sudah dikembangkan soekarno atau yang sudah disesuaikan dengan situasi.
Menjelang tahun 1960, sebagaian romantikanya masih tetap terpelihara, tetapi
idealismenya mulai pudar. Segi lain dalam perubahan gaya soekarno ialah,
ideologi dengan cepat telah beralih pada suatu yang ortodoks, ketika sukarno
telah menjadi penerjemahannya yang menimbulkan inspirasi. Perrubahan dalam
pembinaan idiologi Soekarno, dari mencoba ke pengembaraan dengan itu mengubah dunia
untuk memanipulasinya telah tertulis pada gagasan Nasakom.
Selama
tahun 1950an ternyata unsur program dari pemikiran ini mulai menghilang dan
dalam pembicaraan tentang revolusi, Soekarno nampaknya hanya mempersoalkan
kekacauan dan perubahan yang terus-menerus dengan tidak menetapkan tujuan dan
pengarahan revolusi. Curahan emosi yang berlebih-lebihan dalam konsep Soekarno
tentang revolusi mendapatkan perwujudan yang paling menonjol dalam pidato 17
Agustus pada tahun 1960. Tetapi diluar pernyataan tentang pentingnya PKI dalam
pertimbangan politik disekitar dirinya, penerimaan PKI hanyalah mengenai sifat
dasar pemikiran partai itu, bukan karena tujuan pokok program sosialnya.
Apabila interprestasi ini tepat maka ini akan memebantu menerangkan tentang
tidak adanya suatu program sosial untuk Demokrasi Terpimpin, pikiran-pikiran
tentang keseimbangan dalam jagat raya dan kesesuaian antara keseluruhan isinya
dengan konflik-konflik yang didamaikan dalam satu kesatuan, sangat banyak
sesuai dengan aneka ragam tradisi dan warna priyayi abangan dalam kehidupan
jawa. Persatuan setidak-tidaknya termasuk hal-hal pokok dalam pemikiran
soekarno pada waktu itu dapat dianggap termasuk dalam pandangan dunia yang
menekankan hormati dan kesatuan seluruh isi alam semesta. Akhirnya sejauh mana Soekarno sadar bahwa
telah menyerahkan kembali suasana kebesaran kraton Jawa dalam kepresidenannya yang
jelas dalam hal ini ia tidak saja telah memenuhi harapan-harapan rakyat petani
jawa yang melihat diriya sebagai insan messiah pembebas penderitaan mereka.
XIV
Petualangan
Luar Negeri Dan Keseimbangan Luar Negeri
Kepemimpinan
soekarno pada tahun-tahun terakhir kekuasaannya yang tidak bertandingan di
indonesia semakin menjadi fanatik suatu sifat khusus yang jelas kelihatan
dibidang politik luar negeri. Persetujuan pada bulan agustus 1968 yang dicapai
dengan perantaraan diplomat senior
amerika ellswort bunker menentukan suatu genjatan senjata dan diteruskan
pada penyerahan wilayah irian barat untuk sementara pada PBB pada 1 oktober.
Pada 1 oktober 1962, pemerintah sementara PBB melaksanakan pengawasannya bagian
dunia lain mengharapkan penyelesaian irian barat yang menguntungkan indonesia
itu akan membuat indonesia kembali menjadi negeri cinta damai dalam pergaulan
masyarakat bangsa-bangsa ketika teungku abdulrahman, perdana menteri malaysia
mengemukakan pikiran tentang suatu bentuk federasi yang meliputi malaya,
singapura dan daerah-daerah kalimantan utara bekas daerah inggris, indonesia
tidak menyatakan keberatannya. Pada bulan november 1961, menlu subandrio
mengatakan tidak mempunyai tuntutan apapun terhadap wilayah-wilayah
dikalimantan utara. Peristiwa yang tidak terduga ini ialah meletusnya
pemberontakan dari brunei pada bulan desember 1962 dibawah pimpinan A.M ashari,
ketua terbesar wilayah partai itu, partai rakyat. Terdapat banyak alasan
mengapa indonesia dibawah pimpinan soekarno melaksanakan reaksi yang merugikan
dalam menghadapi gagasan malaysia soekarnopun tidak dapat melepaskan kecurigaan
terhadap malaysia yang pada tahun 1958 bersimpati dengan kaum pembrontak di
indonesia.
Sehubungan
dengan itu juga timbul pendapat-pendapat lain di indonesia dalam menilai
alasan-alasan nyata tentang penentangan mendadak oleh soekarno terhadap rencana
malaysia, pendapat dan pandangan-pandangan ini harus diperhitungkan dengan
sungguh-sungguh. Pada akhir mei terjadi perundingan mendadak dengan nada danm
irama ketegangan ini isi pokok persetujuan manila ini ialah sebelum malaysia
berdiri, dilakukan usaha untuk mengetahui kesediaan penduduk-penduduk
wilayah-wilayah kalimantan inggris itu, apakah mereka ingin menjadai anggota
federasi malaysia. Namun ketika persetujuan itu tercapai ketika itupula ia
kembali berantakan. Muncul dua masalah baru, dan olehnya perpecahan antara
indonesia dan malaysia sudah tidak dapat diatasi lagi meskipun sementara itu U
Thant mengumumkan bahwa ia merasa puas karena penduduk wilayah-wilayah
kalimantan telah bersedia masuk ke dalam federasi malaysia, presiden soekarno
masih terus melibatkan indonesia dalam politik konfrontasi, setelah selama 6
bulan melakukan diplomasinya yang silih berganti itu setelah itu konfrontasi
itu menjadi politik indonesia yang tetap, dan ganyang malaysia menjadi pekikan
peperangan. Politik konfrontasi telah banyak merusak kepemimpinan indonesia
dikalangan asia pasifik sepanjang tahun itu nampak tanda-tanda indonesia
semakin terpencil. Pendapat itu juga dipertimbangkan bahwa penanganan soekarno
atas masalah malaysia adalah rasional, dalam pengertian bahwa ia telah didorong
oleh alasa-alasan yang telah diuraikan yaitu oleh tekanan kepentingan indonesia
atau setidak-tidaknya oleh tekanan tanggapan idiologis indonesia dalam
hubungannnya dengan negara-negara kekuatan-kekuatan yang sedang tumbuh. Kendati
demikian, menifestasikan konfrontasi dengan cara ini yang sebagian besar
berdasarkan pertimbangan politik dalam negeri masih memerlukan penjelasan lebih
lanjut bagaimanapun, alasan-alasan demikian terhadap masalah malaysia tidak
membangkitkan perlawanan dari dalam negeri indonesia sendiri sampai sejauh ini kita telah meneliti petunjuk-petunjuk yang
berhubungan dengan masalah ini seperti yang pernah muncul selama tahun pertama
dari 4tahun demokrasi terpimpin.
Salah
satu keyakinan PKI adalah mampu menumbuhkan lawan-lawan idiologinya seperti
pada peristiwa-peristiwa sebelumnya, tumbuhnya prestis dan kekuatan PKI telah
membangkitkan gerakan-gerakan untuk melawannya. Dalam banyak hal, pembentukan
badan baru BPS banyak persamaan dengan kampanye anti PKI sebelumnya yang
dibangun lewat liga demokrasi tahun 1960, dan nasibnyapun serupa disamping itu
masih ada lagi petunjuk-petunjuk tentang keinginan soekarno melindungi PKI dan
membentuk musuh-musuhnya tetapi dengan menggeser-geser kedudukan Nasution,
tidak mencukupi bagi soekarno untuk berhasil memecah angkatan darat dalam
menghadapi masalah gawat yakni mengenai sikap angkatan darat terhadap komunis.
Seperti pada bulan januari 1965 angakatn darat gelisah ketika pada hari ulang
tahun yang ke-11 harian NU, duta masyarakat, subandrio dalam pidatonya
menyatakan bahwa tahun yang akan datang merupakan tahun yang paling gawat yang
masih dihadapi indonesia dan seterusnya menyatakan bahwa apabila
kekuatan-kekuatan revolusi indonesia sudah mencapai bentuknya mungkin perlu
disisihkan beberapa bekas teman seperjuangan, karena mereka sudah menjadi
kontrarevolusioner. Dengan demikian, hal ini yang menunjukkan bahwa simpati
soekarno ditumpahkan pada usaha menangani kekuatan-kekuatan sekitarnya. Tanpa
bukti yang cukup tidak mungkin ditarik suatu kesimpulan akhir tentang maksud
tujuan soekarno dalam melayani PKI, dengan alasan ini adalah salah satu yang
tidak sulit untuk dipakai setiap pihak dalam rangka menyesuaikan satu dengan
yang lain. Soekarno tidak menyadari alasan-alasan, motivasi-motivasi
tindakannya.
XV
Kejatuhan
Soekarno
Jika
ditinjau kembali, adalah menarik bahwa krisis di indonesia memuncak sepanjang
tahun 1965. Kesehatan soekarno yang sejak lama menjadi suatu perhitungan
politik terus menjadi pokok spekulasi yang mencemaskan tumbuhnya suasana kritis
dan berbagai desas desus menggoda para pengamat untuk memperhatikan detik-detik
jalannya sejarah yang menjurus kesuatu klimaks yang pasti dan dramatis.
Fakta-fakta pokok sudah banyak diketahui tetapi detail dan maknanya yang
mendalam mungkin tidak pernah akan mencapai kebulatan pendapat. Ketika
aksi-aksi ini sedang berjalan, pasukan-pasukan lain menyita stasiun radio dan
kantor telepon, dan menjelang pagi hari mereka para pelaku KUP ini dengan
lapangan udara halim sebagai pangkalannya nampaknya sudah menguasai keadaan,
lewat jam 7 pagi radio jakarta yang sudah berada ditangan para konspirator,
menyiapkan berita resmi pertama tentang KUP mereka sementara
peristiwa-peristiwa malam itu berjalan, soekarno menginap dirumah istrinya,
dewi, dislipi, setelah sebelumnya berpidato dalam suatu pertemuan di snayan
sementara itu, KUP untung itu telah membangkitkan perlawanan dimana-mana
berangsur-angsur soeharto bergerak menetralisir lawan, menghubungi
perwira-perwira lainnya lewat sistem komunikasi tentara sendiri untuk
mendapatkan dukungan mereka, menghubungi dua batalion yang memberontak itu dan
mengadakan pembicaraan dengan masing-masing komandannya dan siap bertindak
terhadap halim sendiri. Menjelang petang inisiatif sepenuhnya telah berada
ditangan soeharto dengan sendirinya terdapat beberapa macam interprestasi pokok
semua tafsiran ini saling tidak bersesuaian sehingga memerlukan penjelasan
lebih lanjut.
KUP
itu dibubarkan, seperti yang diinginkan tentara, suatu usaha PKI yang mencapai
kekuasaan dalam pengertian yang ortodoks besarnya keterlibatan PKI tidak harus
berarti bahwa KUP itu telah direncanakan oleh polit bironya dan disetujui oleh
komite sentranya dengan demikian, menurut pandangan ini PKI adalah sekutu
persengkongkolan utama yang terbatas, yang dimaksudkan untuk menggeser
perimbangan kekuatan dalam negeri demi keuntungan dan memeajukan posisinya
sendiri tanpa membahayakan kehadirannya. Sementara soekarno dan soeharto
menjelaskan siasat-siasat mengontrol angkatan darat, presiden dengan jalan lain
sedang mengembangkan garis kebijaksanaan jangka panjang untuk menanggulangi
situasi baru ini karena ia telah tersesat mengharapkan ketenangan dalam situasi
yang telah terpecah-pecah adalah suatu saat dan menyampingkan saja
kejadian-kejadian tanggal 1 oktober itu adalah soal yang lain. Pembantaian
dilakukan kadang-kadang oleh tentara, kadang-kadang oleh orang sipil,
orang-orang islam atau orang lainnya. Soekarno tidak dapat menahan arus
politiknya yang terus meningkat klimaksnya terjadi 2hari kemudian pada esok
harinya bertindak dibawah surat perintah presiden ini soeharto mengeluarkan
keputusan pembubarak PKI bagi soekarno, surat perintah 11maret itu secara nyata
meskipun tidak resmi telah menjadi akhir dari karir politiknya meskipun
soekarno tetap masih presiden dan perdana menteri, jalan sudah dipersiapkan,
jika ia tidak bersedia menyesuaikan diri secara terhormat dengan situasi baru
ini maka jalan yang berangsur-angsur turun telah tersedia baginya. Akhirnya
setelah kasus berkembang mendekati dirinya soekarno bersedia menjawab
permintaan MPRS untuk mennguraikan keadaan negara selama kepemimpinannya dengan
latar belakang tuntutan-tuntutan mahasiswa supaya soekarno diadili dan dihukum
karena perananya disekitar KUP itu, akhirnya soeharto memutuskan sudah tiba
waktunya untuk mengambil tindakan akhir terhadap soekarno.
Titel
penuh soeharto sebagai presiden baru secara pasti diberikan setahun kemudian
lewat suatu keputusan MPRS pada 27 maret 1968. Semula soekarni ditahan
dirumahnya dibatu tulis, bogor dan kemudian dirumah dewi, di daerah slipi
jakarta soekarno sekarang hidup terdampar dalam kesepian dan keterpencilan dewi
telah meninggalkan sebelum ia diturunkan dan baru cerai resmi pada awal 1970.
Tentu tidak mudah untuk meyakini motivasi soeharto yang orisinil dan harus
diakui bahwa juga pilihan-pilihannya terbatas dalam hal ini apakah berdasarkan
keberanian keangkuhan prinsip keyakinan atau berdasarkan harapannya yang sangat
besar bahwa ia dapat memulihkan kekuasaannya dengan syarat-syarat sendiri,
soekarno telah tidak memilih jalan ini. Dan pada petang hari 16 juni 1970
setelah sakitnya tiba-tiba menjadi gawat soekarno diangkat ke rumah sakit
militer di jakarta dan meninggal dunia pada pagi hari minggu 21 juni. Sebelum
meninggal soekarno menyatakan keinginannya untuk berjumpa sekali lagi dengan
dewi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar