Kamis, 17 Januari 2013

Resume Buku Kapita Selekta




BAB IX
Pemimpin Revolusi
Seorang pengamat yang tajam tentang  karier soekarnosudah dapat menduga bahwa Proklamasi kemerdekaan menjadi puncak dari sejarah hidupnya. Dalam Proklamasi, meskipun menghadapi tahun-tahunperjuangan berat didepannya, ia bererhasil mencapai tujuan yang dibinanya selama 20 tahun dan 17 Agustus untuk sebagian besar adalah keberhasilan pribadinya sendiri. 
Dalam pertemuan 15 Agustus malam dan selama sehari penculikan atas dirinya ia cukup keras melawan kekerasan melawan pemuda dan tetap membuka garis hubungannya dengan jepang. Sepanjang waktu itu Soekarno bersikap seirama dengan Hatta yang pragmatisnya biasa dicelahkan.sikap hati-hati pada permulaan disebabkan kepercayaan Soekarno bahwa tetap ada kemungkinan merdeka lewat penyerahan kekuasaan kepada suatu pemerintah otonomi setempatoleh jepang. Dalam jangka waktu panjang, perdebatan-perdebatan tanggapan atas sifat refolusi telah menjadi bagian dari mitologi yang salah bagi indonesi, penting dalam mempertahankan kekuasaan dakekuasaan yang saling berlawananberbagai macan kelompok masing-masing mengembangkan rasa memiliki rasa Revolusi. Sambutan terhadap Proklamasi sungguh diluar dugaan, bahwa mungkin mengagetkan Soekarno, ketika para pemuda pada sore 17 Agustus merebut kantor besar Radio Domei dan menyiapkan berita itu kepada seluruh rakyat Indonesia. Sementara tindakan itu menampilkan Revolusi yang sedang lahir Soekarno dan kawan-kawanya diJakarta menghadiri tugas yang tidak kurang menakjubkan yakni menciptakan perlengkapan resmi pemerintahan.
Pada tanggal 23 Agustus Soekarno berpidato didepan Radio, menjelaskan tujuan-jujuan Republikdan menekankan pentingnya pengakuan internasional bagi Republik ini. Pada hari berikutnya PPKI mempersiapkan peraturan-peraturan pemerintahan daeran dan Komite Nasional Indonesia Pusat. Dalam situasi tumbuhnya anarki yang potensial ini, Soekarno menjadi titik pusat kekuasaan yang  tidak diragukan lagi. Ada sejumlah orang yang mulanya menyangsikan hal ini, antara lain Sjahrir. Meskipun dihangatkan oleh sambutan yang demikian hebat, Soekarno sendiri masih kurng memiliki kepercayaan diri untuk menghadapi tugas-tugas rutin pemerintah, untuk melaksanakan tugas itu ia bersandar pada wakilnya. Pembagian seperti ini tentu sudah wajar, tetapi membawa akibat penting bagi Soekarno. Gejala ke arah ini adalah keputusan memberikan kepada KNIP kekuasaan co-legislative bersama presiden. Yang berakibat pada perbedaan pendapat dalam dasar bentuk dan sifat negara. Sampai pada suatu ketika Soekarno berada di luar Kota Jakarta dan ia tidak mengetahui adanya usulan namun Hatta, menyetujui usulan tersebut dan meminta Sjhrir menyusun kabinet dan akhirnya Soekarno menerima gagasan kabinat kabinet yang bertanggung jawab lebih dari hanya pmerintahan saja. Oleh sebab itu dia bersedia bersandar pada mereka yang memiliki keahlian menjalankan pemerintahan sehari-hari. Perubahan komstitusional ini menurut perumusan yang lebih jelas atas kekuatan dan kelemahan kedudukan presiden sendiri. Dalam 12 bulan berikutnya ada tiga hal penting yang meminta perhatian pimpinan republik di semping hal lainnya sebagai presiden Soekarno tidak bia menghindar diri dari penentuan sikap terhadap analisis diplomasi dan perjuangan.
Api yang berkobar di Surabayan itu adalah hasil pola keseimbangan antara ketegangan dan kecurigaan yang ruwet, memuncak ketika angkat perang Inggris mulai mendarat di Jawa pada akhir Oktober. Di Surabaya sikap hati-hati inggris untuk meredakan kekuatan indonesia. Sayang, dalam suatu aksi tembak-menembak yang membingungkan setelah persetujuan itu malaby sendiri tewas terbunuh dan keteganganpun kembali memuncak soekarno yang sudah di jakarta dalam pidato di radionya menghimbau rakyat surabaya agar menahan diri. Kemudian pada tanggal 9 november setelah tugas mereka selesai inggris memutuskan untuk menduduki kota surabaya dan kembali meminta penduduk segera tunduk dan menyerahkan senjata-senjatanya. Bagi republik pertempuran di surabaya menjadi salah satu lembar sejarah kepahlawanan revolusinya. Namun bagi soekarno masih kurang jelas sikap soekarno yang saling bertentangan merupakan perwujudan konflik batinnya sendiri yang pada hakekatnya adalah sumber kekuatannya. Diplomasi saja maupun perjuangan saja belum cukup untuk mengalahkan belanda. Sampai akhirnya tanmala kembali ke Indonesia pada tahun-tahun pendudukan jepang di Indonesia setelah lebih dari 20 tahun bekerja. Kesamaran organisasi komunisme internasional di luar negeri. Selagi sjahrir membuka perundingan dengan belanda tanmalaka mengumpulkan beberapa pemimpin pemuda di sekitarnya seperti Adam malik dan Chairul saleh dan bekerja untuk membentuk suatu gerakan masa yang bertujuan menolak perundingan dengan musuh pada akhir desember tentara belanda mulai mengalir masuk ke Jakarta di rasakan bahwa resiko mempertahankan kota itu sebagai pusat pemerintahan terlalu besar maka pemindahan pemerintahan di Jogyakarta dan pada 4 januari 1946 soekarno dan hatta di berangkatkan menggunakan kereta api.

Pengunduran diri sjahrir menempatkan inisiatif langsung berada ditangan soekarno samapi pada tanggal 27 juni malam mayor jenderal soedarsono memerintahkan penangkapan perdana menteri sjahrir ketika ia kembali ke yogyakarta dari jawa timur dalam penangkapan itu musuh yang paling berbahaya adalah musuh dalam selimut musuh di dalam yang menggerogoti dasar republik kita sedikit demi sedikit peristiwa yang di kenal dengan nama peristiwa 3 juli ini merupakan ancaman besar bukan saja sebagai pemerintah sjahrir tetapi bagi republik indonesia sendiri dimana kekacauan yang sifatnya lebih mendalam lagi dimana tanmalaka menjadi titik tumpuan bagi mereka yang yakin bahwa belanda tidak dapat dipercaya bahwa usaha untuk menjamin peralihan kedaulatan lewat perundingan akan gagal dan kesudahannya adalah kemusnahan republik. Bagi golongan pendukung garis muda yang bergabung dalam PP, tanmalaka bukan saja dari lambang suatu gaya perjuangan yang lain, tetapi juga sekaligus menjadi lambang suatu bentuk revolusi yang berbeda. Meskipun, ada pendukung-pendukung yang terdiri dari para pemuda dalam kedua barisan yang beradu kekuatan pada tahun 1946. Sampai pada akhirnya ada juga unsur kekecewaan pada pemimpin-pemimpin yang berkelompok di sekitar tanmalaka dari berbagai ragam kelompok dan persoalan yang saling melengkapi ini timbul barisan penentang yang berani mengambil resiko merebit kekuasaan pemerintah arti penting percobaan KUP itu bagi soekarno ialah percobaan itu sekali lagi menggaris bawahi posisi sentralnya dan kebebasannya dalam berpihak.
Strategi PKI selama 1948 sebagian telah dibentuk oleh perkembangan-perkembangan dalam negeri tetapi juga oleh perubahan politik gerakan komunisme internasional secara menyeluruh Soekarno segera merasakan pengaruh perubahan ini strategi PKI, seperti juga oposisi tanmalaka dulu dengan cara menyamar, muso tiba di lapangan terbang bukit tinggi awal agustus bertindak sebagai sekertaris suritno sampai kembalinya muso segera di susul pengumuman amir syarifudin yang menggambarkan bahwa ia adalah seorang komunis. Seperti pemberontakan PKI pada tahun 1926 dan tahun 1927, peristiwa madiun ini cepat di gagalkan seruan soekarno telah di sertai dengan pemberian kekuasaan penuh kepadanya untuk mengatasi keadaan darurat. Segera diambil langkah-langkah penangkapan PKI. Pertama-tama ia tetap menganggap PKI sebagai unsur asli dari revolusi Indonesia dan kutukannya atas pemberontakan itu adalah kutukan terhadap penyimpangan PKI dari jalan yang benar. Kedua ia telah belajar atau mengira telah belajar bahwa kepemimpinan sudah cukup untuk memungkinkan ia mengendalikan unsur-unsur penentang yang membahayakan Negara selama krisis madiun dibawah tekanan Amerika, memperlihatkan sikap menahan diri dan rela berusaha mempergunakan ketegangan dalam tubuh republik bagi kepentingan tujuannya. Sampai pada tanggal 15 desember balanda kembali lagi menyampaikan ultimatum kepada republik yang disusun sedemikian rupa sehingga dan pada pagi hari 19 desember belanda melancarkan serangan mendadak ke yogyakarta sebagai aksi polisionil yang kedua akhirnya 1949 diumumkan gunjatan senjata sebagai hasil persetujuan belanda untuk melanjutkan perundingan, meskipun soekarno tetap mendapatkan penghormatan sebagai pemimpin nasional selama masa tawanannya di prapat, toh dalam masa itu ia harus berhadapan dengan sejenis tantangan lain.


X
PRESIDEN TANPA KUASA
Belanda yang resmi mengalihkan kedaulatan republik indonesia serikat pada tanggal 27 desember 1949 dan esok paginya soekarbo meninggalkan yogyakarta, ibu kota revolusi republik, menuju jakarta yang menjadi ibukota indonesia baru. Setelah bertahun-tahun berjuang melawan kekerasam kekuasaan kolonial belanda selama tahun 1950 keseimbangan politik yang penting dalam pembicaraan ketentuan pasal-pasal konsultasi yang baru penggunaan kekuatan eksekutif sekali lagi berada di tangan seorang perdana menteri dan kabinet yang tergantung pada hukum parlemen. Dan hanya memberikan peranan tokoh lambang kepada seorang presiden penunjukkan formatir kabinet adalah hak progatifnya dalam pidato pelantikannya sebagai republik indonesia  serikat beberapa bulan sebelumnya ia mengutuk kebiasaan demokrasi liberal barat dalam kata-kata yang mencerminkan tindakan politiknya kemudian ia menyatakan perlunya bagi indonesia suatu bentuk demokrasi terpimpin di sini tersimpul yang sungguh ingin dimainkannya. Ia tidak ingin di ikat untuk mengerjakan tugas-tugas rutin pemerintahan juga tidak ingin mengambil resiko di benci oleh orang yang bisa saja muncul dari kalangan yang bertanggung jawab dalam melaksanakan kebijakan esklusif.
Pada tahun-tahun pertama kemerdekaan, kritik-kritik soekarno banyak ditujukan terhadap gaya atau semangat kehidupan nasional dan ketidak kepuasannya dinyatakannya secara luas. Bagi soekarno persaingan antar partai ini adalah menyangkut soal-soal yang remeh, tetapi bisa merusak persatuan nasional yang mungkin dapat di atasi dengan pembentukan satu partai saja. Kebijakan ekonomi telah menimbulkan keadaan yang gawat bagi republik muda ini faktor-faktor ini ditambah dengan devisit anggaran negara yang terus menerus menyebabkan kenaikan inflansi yang mengganggu setiap pemerintahan yang di bentuk keadaan ini berlanjut sampai tahun 1960an. Sementara para perdana menteri yang silih berganti terus berusaha untuk mengatasi tekanan-tekanan ini tidak banyak berhasil. Soekarno nampak kecewa yang di anggapnya telah kehilangan tuuan dan cita-cita nasionalnya sampai disini ucapan-ucapan soekarno nampaknya hanya merupakan keprihatinannya sendiri atas merosotnya semangat bangsa namun secara berlahan iapun melibatkan dirinya dalam tindak politik praktis. Ujian pertama terhadap posisi soekarno datang sesudah terbentuknya republik kesatuan pada tahun 1950.
Persoalan irian barat di pergunakan soekarno untuk tujuannya dan itu wajar. Baginya itu berarti kelanjutan perjuangan revolusi nasional belum selesai sebelum daerah yang masih pertahankan belanda pada waktu perjanjian KMB di denhag dialihkan kepada indonesia. Namun ada unsur lain yang diperhatikan dengan sadar. Soekarno memilih suatu pertemuan di istana dengan para anggota persatuan Wartawan Indonesia yang sedang berkonverensi sebagai tempat untuk menjelaskan sikap dan pendiriannya. Selama beberapa tahun kemudian tidak ada kemajuan dalam Irian Barat dalam usahanya mencari sintesis dalam persatuan selama tahun-tahun itu, Soekarno berkali-kali berbicara tentang peranan yang tepat bagi islam dalam menekankan perhatian terhadap kedudukan dalam permufakatan nasional. Sampai pada bulan Januari 1953 ketika mengunjungi Kalimantan selatan, Soekarno menyinggung kecurigaan ini. Sehingga membuat Soekarno berpaling kepada Wilopo dari PNI yang berhasil mempertemukan sekelompok tokoh yang bersedia duduk dalam kabinetnya dan daftar susunannya diajukan kepada presiden. Meskipun kabinet itu dipinpin PNI, Soekarno sulit bisa cocok dengan pemerintahan ini karena bagi PNI sikap rukun kaum komunis itu akan membuka kemungkinan-kemungkinan tertentu yang menarik. PKI dalam perundingannya tetap  partai kecil.
Soekarno yang tidak terlalu senang dengan pembaruan dalam ketatanegaraan mempunyai jalur hubungan dengan kedua unsur oposisi ini dan sejak pertengahan tahun 1952 ia membiarkan dirinya terseret dalam serangkaian siasat politik yang sangat ruwet.inilah unsur-unsur pokok situasi yang membangkitkan gerakan-gerakan masa di luar istana pada tanggal 17 Oktober itu. Pada tahun 1950 Soekarno telah menerima ketetapan-ketetapan konstitusional yang ternyata telah membatasi tindakan-tindakannya.meskipun Soekarno bersikap hati-hati agar jangan sampai dikenal sebagai bersikap mendua dalam kaitan hubungannya dengan PNI, tetapi sekidak-tidaknya bantuan terbuka yang di berikan kepada pemerintahan Ali Sastromidjojo telah terungkap dengan sendirinya dalam sejumlah peristiwa., bantuan ini semakin di perkuat lagi dengan prakarsa-prakarsanya dibidang politik luar negeri ketika peranan indonesi semakin menonjol.


XI
Pembentukan Demokrasi Terpimpin
Ketika Soekarno berpidato tentang “Kuburkan semua partai” pada 28 Oktober, baginya belum jelas kemana ia akan pergi. Didorong oleh reaksi-reaksi yang serbh bingung ini Soekarno dalam pidatonya di depan “Persatukan Guru Republik Indonesia” dua hari kemudian.kembali lagi pada masalah ini dalam nada yang agak lebih keras “ Saya tidak lagi cuma mimpi”. Katanya , maka, pembunaran partai-partai dengan tegas saya anjurkan. Bersamaan dengan itu ia menjelaskan bahwa ia tidak mempunyai keinginan untuk berkuasa sebagai diktator. “ saya bukan presiden diktator dari Republik Indonesia dan saya tidak ingin jadi diktator karena itu berlawanan dengan kesadaranku... saya adalah seorang Demokrat, tetapi tidak ingin demokrasi liberal sebaliknya yang saya ingin adalah demokrasi terpimpin... menjelang januari nampaknya inisiatif utama berada tangan para kolonel dan pendukung-pendukung politiknya meskipun demikian Soekarno bergerak dengan hati-hati dalam menerjemahkan prinsip-prinsip ini kedalam bentuk perangkat politik yang nyata.
Pada tanggal 14 Maret Kabinent Ali Sastroamdjojo mengundurkan dari  dan segera sesudah itu presiden mengumumkan negara dalam keadaan bahaya. Ternyata keberhasilan itu terbatas meskipun sebagian besar menteri-menterinya adalah anggota partai-partai politik mereka telah di pilih dan bersedia memangku jabatannya secara pribadi sesuai kedudukannya, juanda berkepentingan mengurangi unsur-unsur yang merubah situasi, pembentukan kabinet telah mengembalikan sekedarnya keadaan normal setelah keadaan yang guncang bulan-bulan lalu. Meskipun gagasan mengakibatkan konperensi datang dari dewan nasional tetapi dilaksanakan oleh pemerintah dan lebih banyak menjadi hasil kerja juanda dari pada soekarno. Yang banyak di bicarakan dalam konperensi itu adalah inti persoalan soekarno-hatta dan dipermukaan nampaknya seolah-olah telah dicapai kemajuan. Sementara mengikuti musyawarah nasional soekarnopun menjaga supaya inisiatifnya tetap segar, strategi agitasi demikian cocok dengan sifat soekarno, dan ini membawa resiko baginya, resiko pribadi dan resiko politiknya. Percobaan pembunuhan atas soekarno dan penyitaan besar-besaran milik belanda telah mencetuskan suasana krisis baru, sama dengan situasi krisis pada bulan-bulan pertama waktu itu. Suasana krisis semakin meningkat pada bulan januari 1958 pers memberitahukan bahwa sejumlah tokoh terkemuka yang menentang tindakan-tindakan soekarno dan politik pemerintah mulai berkumpul di sumtra barat, pangkalan gerakan sparatis pertama satu tahun sebelumnya.
Pada permulaan tahun 1957dulu, daerah-daerah dan pemimpin-pemimpin militernya, dengan simpati dari masjumi, telah menghadapi suatu pemerintahan yang berdasarkan partai-partai, pimpinan tinggi angkatan darat yang ragu-ragu, dan soekarno yang siap akan campur tangan menurut caranya sendiri PKI tentu menjadi suatu kekecualian pada gambaran umum merosotnya partai-partai tetapi dalam banyak hal, persekutuan ini tidak mantap dikarenakan kekuasaan tentara telah dijalankan langsung lewat wewenang negara dalam keadaan bahaya dan lewat kontrolnya atas sebagian besar sektor ekonomi, tetapi ia juga mencoba perluasanpengaruh politiknya secara tidak langsung lewat suatu organisasi front nasional dengan latarbelakang pola-pola baru kekuatan ini, soekarno sekali lagi kembali pada demokrasi terpimpin dan akhirnya, dengan sendirinya, mulai bentuk-bentuk yang lebih jelas. Dalam menyelesaikan perbedaan-perbedaan ini soekarno harus bekerja secara faham meskipun komunike yang baik yang bagus bunyinya telah dikeluarkan sesuai peraturan itu yang berisi bahwa telah berhasil dicapai suatu perumusan, segera menjadi jelas bahwa persetujuan partai-partai masih belum dicapai. Pikiran untuk kembali ke UUD 1945 bukanlah suatu pikiran yang baru pada tanggal 8 maret soekarno berpidato didepan muka istana, dan dalam minggu-minggu selanjutnya serangkaian rapat umum melahirkan resolusi-resolusi yang menyokong rencana itu.
Menjelang akhir bulan mei, menjadi jelas bahwa demi kepercayaan akan terbukanya harapan, maka seruan presiden kepada kontituante 22 april berada dalam bahaya akan di tolak. Inilah situasi yang terhampar dihadapan soekarno ketika ia kembali pada akhir bulan. Dalam meninjau kembali kajadian-kejadian ini keputusan tegas ini mengandung suasana keterpaksaan yang menyelimutinya dan ini tidak boleh dianggap enteng dengan dekrit 5 juli tujuan-tujuan yang dirumuskan soekarno dalam garis-garis besar sejak 2tahun yang lalu akhirnya tercapai meskipun demikian, dengan latar belakang ini, inisiatif soekarno sendiri adalah menentukan dalam mengalahkan lawan-lawan politiknya juga terdapat unsur yang bersifat pribadi. Dengan demikian juli 1959 adalah tahun kemenangannya ia telah memulihkan posisi sentralnya dalam urusan bangsanya tinggal lagi memilih bagaimana ia mempergunakan posisi ini.



XII
Pemimpin Besar Revolusi

Dekrit 5 juli itu telah mempertegas perubahan kenyataan-kenyataan politik yang berjalan sejak tahun 1956. Sebagai perdana menteri dibawah konstitusi baru itu, tugasnya yang pertama adalah membentuk pemerintahan anggota-anggota kabinet diharapkan melepaskan hubungan kepartaiannya sejak pelantikannya. Kelompok dewan-dewan dan lembaga-lembaga perwakilan yang kompleks ini dimaksudkan sebagai wadah mustawarah yang pantas menurut hakekat demokrasi terpimpin, akan dapat menjamin kata sepakat dan persatuan nasional setelah terbentuknya kabinet kerja, segera soekarno melengkapkan kerangka bangunan lembaga-lembaga ini. Semua lembaga-lembaga perwakilan ini bersama golongan kekaryaan, harus bekerja keras untuk memenuhi harapan-harapannya akhirnya, sebagai tambahan dari lembaga-lembaga perwakilan baik yang berdasarkan konstitusi atau partai-partai khusus dibentuk suatu badan baru, fron nasional untuk menggantikan fron pembebasan irian barat dikuasai tentara meskipun soekarno menjadi pengambil inisiatif dalam membangun alat perlengkapan permusyawaratan dan alat kontrol ia enggan untuk mengambil tangging jawab detail-detail pekerjaan pemerintahan. Pembagian pekerjaan ini sebagian adalah akibat dari struktur demikrasi terpimpin itu sendiri yang mencoba secara khusus mengembangkan kepemimpinan dan musyawarah dan mengecilkan arti pekerjaan pemerintah yang meletihkan, bertanggung jawab dan sering tidak disenangi.
Tetapi meskipun soekarno tidak berusaha menjadi kepala eksekutif, ia adalah pusat dari kehidupan politik, dan akhirnya tidak bisa mengelakkan tanggung jawab atas apa yang terjadi oleh kedudukan sentralnya ini. Yang terpusat sesudah ia selama tiga tahun menyerang partai-partai politik tingkah laku mementingkan partai sendiri para pemimpinnya dan sistem keparlemenan sebagai keseluruhan, menyebabkan banyak pengamat politik melihat demokrasi terpimpin itu sebagai contoh dari kediktatoran perorangan. Namun penilaian seperti ini tidaklah tepat dikarenakan soekarno bukanlah seorang diktator dalam pengertian umum. Selama periode demokrasi terpimpin terdapat beberapa pikiranmengenai sifat perlindungan soekarno terhadap PKI donaldhindely percaya bahwa kebangkitan PKI lebih nyata dari pada yang kelihatan. Meskipun atas tinjauan sejarah yang sama tidak mudah untuk menyimpulkan perbedaan penilaian para penulis ini. Pada bulan agustus 1959, sebulan sesudah dekrit 5 juli soekarno secara mengejutkan ia mengambil tindakan keras menyangkut perubahan harga mata uang pada bulan agustus 1960 dewan perancang nasional mengumumkan rencana pembangunan semesta berencana untuk pengembangan ekonomi dengan berbagai cara ternyata kebijaksanaan ini telah diperhitungkan untuk melemahkan sektor ekonomi swasta dan mendorong pertumbuhan birokrasi baru kapitalisme. Hanya pada satu kejadian, tahun 1963, kelihatannya pemerintah bersedia menerima saran ekonomi yang realisis dengan perlengkapan berupa slogan-slogan, soekarno mendorong rakyatnya kearah tugas nasional bulding, membangun satu bangsa yang bersatu. Sejak tahun 1955 hartini telah berkembang secara politik semula ia hanya berada dibelakang layar tetapi menjelang 40an mungkin disebabkan semakin tumbuhnya perasaan ketidak pastian ian berusaha keras melayani soekarno sebaik-baiknya, menjadi istri dan sekaligus menjadi teman pembantu politiknya suatu usaha yang tidak pernah dilakukan fatmawati. Tetapi terlepas dari itu semua soekatno dapat mempertahankan stabilitas dan meningkatkan kepemimpinannya dalam situasi keruntuhan ekonomi, dalam situasi yang penuh dengan hal-hal yang tidak stabil.

XIII
Perumusan Kembali Idiologi

Tuntutan soekarno untuk menjadikan dirinya sebagai pembawa idiologi yang baru, menyebabkan ia berbeda dengan sebagian besar pemimpin-pemimpin asia lainnya. Sementara untuk soekarno sebagai pemimpin idiologi harus dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh, tidak terdapat suatu sistem atau keterpaduan logika dalam gagasan-gagasannya soekarno adalah seorang yang banyak membaca, dan teori sosial politik ia pelajari sendiri, meskipun pemikiran politik soekarno lebih bersifat pengumpulan pengetahuan dari pada suatu sistematika, maka gagasan-gagasannya jelas berdaya tenaga besar. Dengan menyelusuri perjuangan politik soekarno sebagian besar pandangannya tentang dunia telah diuraikan soekarno tidak melihat perlunya ketergantungan seperti itu, segi positif dari pandangan hidupnya adalah perjuangannya untuk mempersatukan bangsa indonesia melawan imperalisme untuk terbentuknya suatu bangsa perlu ada usaha bersama dari golongan islam maupun komunis, golongan demokrat sosialis maupun sosialis, betapapun besarnya perbandingan-perbandingan yang telah berlangsung lama diantara mereka. Usahanya menciptakan persatuan bangsa telah disusunpula dengan upaya-upaya menciptakan suatu sistematis idiologi yang menarik perhatian ialah, ketika pembicaraan berkisar kesatuan bangsa, dasar pikiran soekarno bertolak dari penghalang-penghalang persatuan yang tidak ditimbulkan oleh perbedaan-perbedaan kelas, tetapi oleh kesetiaan masing-masing suku pada kebiasaan adat lembaganya dan oleh aliran-aliran keyakinan dan budaya yang saling bertentangan.
Nasionalisme dengan warna anti barat yang dicapai dengan membangkitkan kesadaran masa, kampanye yang dilancarkan utnuk persatuan semua gagasan ini telah mapan dalam pikirannya pada akhir tahun 1930an pada permulaan tahun 1960an, ketika ia memperkenalkan akronim baru “nasakom” sebagai lambang persatuan antara nasionalisme, agama dan komunisme, ia sebenarya menghidupkan kembali pemikirannya pada tahun 1926 bahwa kepentingan kaum nasionalis islam dan masrxis dapat sama dan cocok satu sama lain. Pandangan terhadap dunia luar juga nampaknya tidak banyak berubah meskipun demikian, perbedaan nevo dan oldevo tidak jelas. Antitesis nevo oldevo dalam beberapa hal tidak dirumuskan dalam pengertian bekas jajahan dan bekas penjajahannya yang sedapat mungkin mempertahankan kepentingan ekonominya dan kadang-kadang juga berkepentingan politik dan militernya. Perumusan-perumusan baru yang timbul pada tahun 1960an ini, pada pandangan pertama, nampak sebagai kelanjutan gagasan-gagasan lama yang sudah dikembangkan soekarno atau yang sudah disesuaikan dengan situasi. Menjelang tahun 1960, sebagaian romantikanya masih tetap terpelihara, tetapi idealismenya mulai pudar. Segi lain dalam perubahan gaya soekarno ialah, ideologi dengan cepat telah beralih pada suatu yang ortodoks, ketika sukarno telah menjadi penerjemahannya yang menimbulkan inspirasi. Perrubahan dalam pembinaan idiologi Soekarno, dari mencoba ke pengembaraan dengan itu mengubah dunia untuk memanipulasinya telah tertulis pada gagasan Nasakom.
Selama tahun 1950an ternyata unsur program dari pemikiran ini mulai menghilang dan dalam pembicaraan tentang revolusi, Soekarno nampaknya hanya mempersoalkan kekacauan dan perubahan yang terus-menerus dengan tidak menetapkan tujuan dan pengarahan revolusi. Curahan emosi yang berlebih-lebihan dalam konsep Soekarno tentang revolusi mendapatkan perwujudan yang paling menonjol dalam pidato 17 Agustus pada tahun 1960. Tetapi diluar pernyataan tentang pentingnya PKI dalam pertimbangan politik disekitar dirinya, penerimaan PKI hanyalah mengenai sifat dasar pemikiran partai itu, bukan karena tujuan pokok program sosialnya. Apabila interprestasi ini tepat maka ini akan memebantu menerangkan tentang tidak adanya suatu program sosial untuk Demokrasi Terpimpin, pikiran-pikiran tentang keseimbangan dalam jagat raya dan kesesuaian antara keseluruhan isinya dengan konflik-konflik yang didamaikan dalam satu kesatuan, sangat banyak sesuai dengan aneka ragam tradisi dan warna priyayi abangan dalam kehidupan jawa. Persatuan setidak-tidaknya termasuk hal-hal pokok dalam pemikiran soekarno pada waktu itu dapat dianggap termasuk dalam pandangan dunia yang menekankan hormati dan kesatuan seluruh isi alam semesta.  Akhirnya sejauh mana Soekarno sadar bahwa telah menyerahkan kembali suasana kebesaran kraton Jawa dalam kepresidenannya yang jelas dalam hal ini ia tidak saja telah memenuhi harapan-harapan rakyat petani jawa yang melihat diriya sebagai insan messiah pembebas penderitaan mereka.



XIV
Petualangan Luar Negeri Dan Keseimbangan Luar Negeri
Kepemimpinan soekarno pada tahun-tahun terakhir kekuasaannya yang tidak bertandingan di indonesia semakin menjadi fanatik suatu sifat khusus yang jelas kelihatan dibidang politik luar negeri. Persetujuan pada bulan agustus 1968 yang dicapai dengan perantaraan diplomat senior  amerika ellswort bunker menentukan suatu genjatan senjata dan diteruskan pada penyerahan wilayah irian barat untuk sementara pada PBB pada 1 oktober. Pada 1 oktober 1962, pemerintah sementara PBB melaksanakan pengawasannya bagian dunia lain mengharapkan penyelesaian irian barat yang menguntungkan indonesia itu akan membuat indonesia kembali menjadi negeri cinta damai dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa ketika teungku abdulrahman, perdana menteri malaysia mengemukakan pikiran tentang suatu bentuk federasi yang meliputi malaya, singapura dan daerah-daerah kalimantan utara bekas daerah inggris, indonesia tidak menyatakan keberatannya. Pada bulan november 1961, menlu subandrio mengatakan tidak mempunyai tuntutan apapun terhadap wilayah-wilayah dikalimantan utara. Peristiwa yang tidak terduga ini ialah meletusnya pemberontakan dari brunei pada bulan desember 1962 dibawah pimpinan A.M ashari, ketua terbesar wilayah partai itu, partai rakyat. Terdapat banyak alasan mengapa indonesia dibawah pimpinan soekarno melaksanakan reaksi yang merugikan dalam menghadapi gagasan malaysia soekarnopun tidak dapat melepaskan kecurigaan terhadap malaysia yang pada tahun 1958 bersimpati dengan kaum pembrontak di indonesia.
Sehubungan dengan itu juga timbul pendapat-pendapat lain di indonesia dalam menilai alasan-alasan nyata tentang penentangan mendadak oleh soekarno terhadap rencana malaysia, pendapat dan pandangan-pandangan ini harus diperhitungkan dengan sungguh-sungguh. Pada akhir mei terjadi perundingan mendadak dengan nada danm irama ketegangan ini isi pokok persetujuan manila ini ialah sebelum malaysia berdiri, dilakukan usaha untuk mengetahui kesediaan penduduk-penduduk wilayah-wilayah kalimantan inggris itu, apakah mereka ingin menjadai anggota federasi malaysia. Namun ketika persetujuan itu tercapai ketika itupula ia kembali berantakan. Muncul dua masalah baru, dan olehnya perpecahan antara indonesia dan malaysia sudah tidak dapat diatasi lagi meskipun sementara itu U Thant mengumumkan bahwa ia merasa puas karena penduduk wilayah-wilayah kalimantan telah bersedia masuk ke dalam federasi malaysia, presiden soekarno masih terus melibatkan indonesia dalam politik konfrontasi, setelah selama 6 bulan melakukan diplomasinya yang silih berganti itu setelah itu konfrontasi itu menjadi politik indonesia yang tetap, dan ganyang malaysia menjadi pekikan peperangan. Politik konfrontasi telah banyak merusak kepemimpinan indonesia dikalangan asia pasifik sepanjang tahun itu nampak tanda-tanda indonesia semakin terpencil. Pendapat itu juga dipertimbangkan bahwa penanganan soekarno atas masalah malaysia adalah rasional, dalam pengertian bahwa ia telah didorong oleh alasa-alasan yang telah diuraikan yaitu oleh tekanan kepentingan indonesia atau setidak-tidaknya oleh tekanan tanggapan idiologis indonesia dalam hubungannnya dengan negara-negara kekuatan-kekuatan yang sedang tumbuh. Kendati demikian, menifestasikan konfrontasi dengan cara ini yang sebagian besar berdasarkan pertimbangan politik dalam negeri masih memerlukan penjelasan lebih lanjut bagaimanapun, alasan-alasan demikian terhadap masalah malaysia tidak membangkitkan perlawanan dari dalam negeri indonesia sendiri sampai sejauh ini  kita telah meneliti petunjuk-petunjuk yang berhubungan dengan masalah ini seperti yang pernah muncul selama tahun pertama dari 4tahun demokrasi terpimpin.
Salah satu keyakinan PKI adalah mampu menumbuhkan lawan-lawan idiologinya seperti pada peristiwa-peristiwa sebelumnya, tumbuhnya prestis dan kekuatan PKI telah membangkitkan gerakan-gerakan untuk melawannya. Dalam banyak hal, pembentukan badan baru BPS banyak persamaan dengan kampanye anti PKI sebelumnya yang dibangun lewat liga demokrasi tahun 1960, dan nasibnyapun serupa disamping itu masih ada lagi petunjuk-petunjuk tentang keinginan soekarno melindungi PKI dan membentuk musuh-musuhnya tetapi dengan menggeser-geser kedudukan Nasution, tidak mencukupi bagi soekarno untuk berhasil memecah angkatan darat dalam menghadapi masalah gawat yakni mengenai sikap angkatan darat terhadap komunis. Seperti pada bulan januari 1965 angakatn darat gelisah ketika pada hari ulang tahun yang ke-11 harian NU, duta masyarakat, subandrio dalam pidatonya menyatakan bahwa tahun yang akan datang merupakan tahun yang paling gawat yang masih dihadapi indonesia dan seterusnya menyatakan bahwa apabila kekuatan-kekuatan revolusi indonesia sudah mencapai bentuknya mungkin perlu disisihkan beberapa bekas teman seperjuangan, karena mereka sudah menjadi kontrarevolusioner. Dengan demikian, hal ini yang menunjukkan bahwa simpati soekarno ditumpahkan pada usaha menangani kekuatan-kekuatan sekitarnya. Tanpa bukti yang cukup tidak mungkin ditarik suatu kesimpulan akhir tentang maksud tujuan soekarno dalam melayani PKI, dengan alasan ini adalah salah satu yang tidak sulit untuk dipakai setiap pihak dalam rangka menyesuaikan satu dengan yang lain. Soekarno tidak menyadari alasan-alasan, motivasi-motivasi tindakannya.

XV
Kejatuhan Soekarno

Jika ditinjau kembali, adalah menarik bahwa krisis di indonesia memuncak sepanjang tahun 1965. Kesehatan soekarno yang sejak lama menjadi suatu perhitungan politik terus menjadi pokok spekulasi yang mencemaskan tumbuhnya suasana kritis dan berbagai desas desus menggoda para pengamat untuk memperhatikan detik-detik jalannya sejarah yang menjurus kesuatu klimaks yang pasti dan dramatis. Fakta-fakta pokok sudah banyak diketahui tetapi detail dan maknanya yang mendalam mungkin tidak pernah akan mencapai kebulatan pendapat. Ketika aksi-aksi ini sedang berjalan, pasukan-pasukan lain menyita stasiun radio dan kantor telepon, dan menjelang pagi hari mereka para pelaku KUP ini dengan lapangan udara halim sebagai pangkalannya nampaknya sudah menguasai keadaan, lewat jam 7 pagi radio jakarta yang sudah berada ditangan para konspirator, menyiapkan berita resmi pertama tentang KUP mereka sementara peristiwa-peristiwa malam itu berjalan, soekarno menginap dirumah istrinya, dewi, dislipi, setelah sebelumnya berpidato dalam suatu pertemuan di snayan sementara itu, KUP untung itu telah membangkitkan perlawanan dimana-mana berangsur-angsur soeharto bergerak menetralisir lawan, menghubungi perwira-perwira lainnya lewat sistem komunikasi tentara sendiri untuk mendapatkan dukungan mereka, menghubungi dua batalion yang memberontak itu dan mengadakan pembicaraan dengan masing-masing komandannya dan siap bertindak terhadap halim sendiri. Menjelang petang inisiatif sepenuhnya telah berada ditangan soeharto dengan sendirinya terdapat beberapa macam interprestasi pokok semua tafsiran ini saling tidak bersesuaian sehingga memerlukan penjelasan lebih lanjut.
KUP itu dibubarkan, seperti yang diinginkan tentara, suatu usaha PKI yang mencapai kekuasaan dalam pengertian yang ortodoks besarnya keterlibatan PKI tidak harus berarti bahwa KUP itu telah direncanakan oleh polit bironya dan disetujui oleh komite sentranya dengan demikian, menurut pandangan ini PKI adalah sekutu persengkongkolan utama yang terbatas, yang dimaksudkan untuk menggeser perimbangan kekuatan dalam negeri demi keuntungan dan memeajukan posisinya sendiri tanpa membahayakan kehadirannya. Sementara soekarno dan soeharto menjelaskan siasat-siasat mengontrol angkatan darat, presiden dengan jalan lain sedang mengembangkan garis kebijaksanaan jangka panjang untuk menanggulangi situasi baru ini karena ia telah tersesat mengharapkan ketenangan dalam situasi yang telah terpecah-pecah adalah suatu saat dan menyampingkan saja kejadian-kejadian tanggal 1 oktober itu adalah soal yang lain. Pembantaian dilakukan kadang-kadang oleh tentara, kadang-kadang oleh orang sipil, orang-orang islam atau orang lainnya. Soekarno tidak dapat menahan arus politiknya yang terus meningkat klimaksnya terjadi 2hari kemudian pada esok harinya bertindak dibawah surat perintah presiden ini soeharto mengeluarkan keputusan pembubarak PKI bagi soekarno, surat perintah 11maret itu secara nyata meskipun tidak resmi telah menjadi akhir dari karir politiknya meskipun soekarno tetap masih presiden dan perdana menteri, jalan sudah dipersiapkan, jika ia tidak bersedia menyesuaikan diri secara terhormat dengan situasi baru ini maka jalan yang berangsur-angsur turun telah tersedia baginya. Akhirnya setelah kasus berkembang mendekati dirinya soekarno bersedia menjawab permintaan MPRS untuk mennguraikan keadaan negara selama kepemimpinannya dengan latar belakang tuntutan-tuntutan mahasiswa supaya soekarno diadili dan dihukum karena perananya disekitar KUP itu, akhirnya soeharto memutuskan sudah tiba waktunya untuk mengambil tindakan akhir terhadap soekarno.
Titel penuh soeharto sebagai presiden baru secara pasti diberikan setahun kemudian lewat suatu keputusan MPRS pada 27 maret 1968. Semula soekarni ditahan dirumahnya dibatu tulis, bogor dan kemudian dirumah dewi, di daerah slipi jakarta soekarno sekarang hidup terdampar dalam kesepian dan keterpencilan dewi telah meninggalkan sebelum ia diturunkan dan baru cerai resmi pada awal 1970. Tentu tidak mudah untuk meyakini motivasi soeharto yang orisinil dan harus diakui bahwa juga pilihan-pilihannya terbatas dalam hal ini apakah berdasarkan keberanian keangkuhan prinsip keyakinan atau berdasarkan harapannya yang sangat besar bahwa ia dapat memulihkan kekuasaannya dengan syarat-syarat sendiri, soekarno telah tidak memilih jalan ini. Dan pada petang hari 16 juni 1970 setelah sakitnya tiba-tiba menjadi gawat soekarno diangkat ke rumah sakit militer di jakarta dan meninggal dunia pada pagi hari minggu 21 juni. Sebelum meninggal soekarno menyatakan keinginannya untuk berjumpa sekali lagi dengan dewi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar