LATAR
BELAKANG
Sepanjang sejarah Islam dari mulai diangkatnya nabi
Muhammad saw menjadi rasul sampai era modern, Islam telah meninggalkan bukti
eksistensi kebudayaan yang diciptakan oleh penganutnya. Keindahan dari
kebudayaan yang di ciptakan ini ter dapat di belahan dunia, kebudayaan yang di
tinggalkan pada saat itu masih ada yang bisa di rasakan ke agungan islam pada
saat itu dan juga ada kekuasaan islam yang telah lapuk di makan usia,
peninggalan islam yang ada di tiap-tiap negara memiliki keunikanya
masing-masing di karenakan islam pada saat itu melakukan penyebaranya dengan
cara baik-baik dan dapat menyesuaikan dengan keadaan lingkungan
Dengan demikian maka kiranya kita perlu menjaga hasi
peninggalan dari pada kejayaan islam pada waktu lampau dikarenakan agar anak
cucu kita kelak nanti dapat mengetahui kejayaan dan penyebaran agama islam yang
ada didunia, Ada pun negara yang masih bisa di nikmati keindahannya adalah
sebagai berikut :
PEMBAHASAN
1.
MEKKAH (Pada masa Nabi Muhammad)
Mekkah disebut Macoroba diambil
dari bahasa Saba, Makuraba, yang berarti tempat suci. Kata ini menunjukkan
bahwa kota ini didirika oleh suatu kelompok keagamaan. Mekkah adalah tempat
yang panas seperti cerita Ibn bathuthah yang kepanasan sewaktu thowah di
Ka’bah. Mekkah juga merupakan tempat persinggahan orang-orang mushafir dari
Ma’rib dan Gazza.
Mekkah adalah salah satu pusat
kota di jazirah Arab, berada pada jalur penting arabia selatan sampai utara
mediterania. Mekkah pada itu dikuasai oleh suku Qurais. Suku Qurais melakukan
semua upaya untuk meningkatkan perdagangan di Mekkah dan pada masa berikutnya
mereka menjadi suku dominan dan yang menganggap merekalah yang mempunyai hak
Preogatif.
·
Kehidupan
Sosial Ekonomi
Mekkah menjadi pusat perdagangan
dan perkembangan intelektual dan politik. Mekkah hampir memonopoli perdagangan
antara lautan India dan Mediterania. hubungan diplomatik dan perdagngan juga
sudah ada antara suku-suku Arab dan Pejabat Romawi.
·
Kehidupan
Politik
Pada umumnya di Arab pada saat
itu tidak mengenal istilah Raja. Yang mereka kenal adalah istilah Senat atau
dalam bahasa Arabnya disebut Mala’a. Didalam senat terdiri dari kepala
tiap-tiap suku. tidak ada hal eksekutif yang dapat mengatur atau menjalankan
suatu aturan, hanya keputusan bulat yang dapat dijalankan secara eferktif.
Dalam kepemrintahan ini juga tidak ada pemungutan pajak atau administrasi
lainya. semunya dijalankan dengan syariah islam.
Mekkah pada masa nabi muhammad
lebih dititik beratkan pada menata masyarakatnya pada aqidah. sedangkan untuk
ilmu-ilmu lain banyak diterapkan di Madinah. Mekkah menjadi pusat Keagamaan
umat islam dunia. Mereka banyak berdatangan ke Mekkah untuk Haji dan umroh.
serta memperdalam ilmu agamanya.
2.
MADINAH
Awalnya bernama Yasrib kemudia
berganti nama menjadi Madinah Peradaban Madinah berkembang ketika nabi muhammad
datang ke Kota itu, dimana onta nabi muhammad berhenti disuatu bidang lahan
untuk pembangunan masjid Nabawi. Pada saat itu kaum muslimin melakukan berbagai
aktifitasnya di dalam masjid ini, baik beribadah, memutuskan suatu perkara,
jual beli maupun perayaan-perayaan. tempat ini menjadi faktor pemersatu umat.
Selanjutnya kota ini menjadi pusat kekhalifahan sebagai penerus Nabi Muhammad. Terdapat tiga khalifah
yang memerintah dari kota ini yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan. Pada masa Ali bin Abi
Thalib
pemerintahan dipindahkan ke Kufah di Irak karena terjadi gejolak politik akibat terbunuhnya
khalifah Utsman.
Secara sistematik, proses
peradaban yang dilakukan oleh nabi pada masyarakat islam di yatsrib adalah
·
Nabi
Muhammad mengubah nama dari yasrib menjadi Madinah Al-munawarah. Perubahan nama
itu bukan secara kebetulan, perubahan itu menggambarkan cita-cita nabi Muhammad
Saw. yaitu membentuk suatu masyarakat yang tertib dan maju dan berperadaban.
·
membangun
masjid bukan sebagai tempat ritual saja, tapi juga menjadi sarana penting untuk
mempersatukan kaum muslimin dengan musyawaah dalam merundingkan masalah-masalah
yang dihadapi. Masjid juga sebagai pusat pemerintahan.
·
Nabi
muhammad membentuk kegiatan Mu’akhat (persaudaraan) yang mempersaudarakan kaum
Muhajirin dan Anshar
·
membentuk
persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama islam
·
membentuk
tentara untuk mengantisipasi gangguan yang dilakukan musuh.
Hubungan antara
muslim dengan muslim lainya berdasarkan piagam madinah terdapat 5 prinsip
Ø Bertetangga baik
Ø Saling membantu
Ø Membela yang dianiyaya
Ø Saling menasehati
Ø Menghormati kebebasan agama
3.
DAMASKUS
Damaskus adalah ibu kota dinasti Umayyah. Setelah
perjanjian damai antara Sayyidina Hasan ibn Ali sebagai khalifah muslim yang
berpusat di Madinah dengan Muawiyah ibn Abi Sofyan, sebagai Gubernur di Syria.
Sang Gubernur yang mendapatkan limpahan kekuasaan dari cucunda Nabi saw
memprokramirkan diri sebagai khalifah dan mengalihkan ibu kota kerajaan Islam
ke Damaskus yang notabene ibu kota provinsi Syria.
4.
BAGDAD
Kota Baghdad didirikan oleh Khalifah Abbasiyah kedua,
Al-manshur (754-755) pada tahun 762 M. Setelah mencari-cari daerah yang
strategis untuk ibu kotanya, pilihan jatuh pada daerah yang sekarang dinamakan
Baghdad, terletak dipinggir kota Tigris. Al-manshur sangat cermat dan teliti
dalam memilih lokasi yang akan dijadikan ibu kota. Ia menugaskan beberapa orang
ahli untuk meneliti dan mempelajari lokasi. Bahkan, ada beberapa orang diantara
mereka yang diperintahkan beberapa hari ditempat itu disetiap musim yang
berbeda, kemudian para ahli tersebut melapaorkan kepadanya tentang keadaan
udara, tanah dan lingkungan. Setelah penelitian saksama itulah daerah ini
ditetapkan sebagai ibu kota dan pembangunan pun dimulai.Menurut cerita rakyat,
dearah ini sebelumnya adalah tempat peristirahatan Kisra Anusyriwan, raja Persia
yang mashur, di musim panas.Baghdad berarti “taman keadilan”.Taman itu lenyap
bersama hancurnya kerajaan Persia. Akan tetapi nama itu tetap menjadi kenangan rakyat.
Dalam membangun kota ini, Khalifah mempekerjakan staf
ahli bangunan yang terdiri dari arsitektur-arsitektur, tukang batu, tukang
kayu, ahli lukis, ahli pahat, dan lain-lain. Mereka didatangkan dari Syria,
Mosul, Basrah, dan Kufah yang berjumlah sekitar 100.000 orang. Kota ini
berbentuk bundar. Disekelilingnya dibangun dinding tembok yang besar dan
tinggi. Disebelah luar dinding tembok digali parit besar yang berfungsi sebagai
saluaran air dan sekaligus sebagai benteng. Ada empat buah pintu gerbang
diseputar kota ini, disediakan untuk setiap orang yang ingin memasuki kota.
Keempat pintu gerbang itu adalah baba al-Kufah terletak disebelah barat daya,
Bab al-syam dibarat laut, Bab al-Barshrah di tenggara, dan Bab al-Khurasan di
timur laut. Diantara masing-masing pintu gerbang ini, dibangun 28 menara
sebagai tempat pengawal Negara yang bertugas mengawasi keadaan diluar. Diatas
setiap pintu gerbang dibangun suatu tempat peristirahatan.
Sejak awal berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat
peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan dalam Islam. Itulah sebabnya Phili[
K. Hitti menyebutnya sebagai kota intelektual. Menurutnya, diantara kota-kota
dunia, Baghdad merupakan Profesor masyarakat Islam. Al manshur memerintahkan
penerjemahan buku-buku ilmiah dan kesusastraan dari bahasa asing: India, Yunani
lama, Bizantium, Persia dan Syria. Para peminat ilmu dan kesusastraan segera
berbondong-bondong datang ke kota itu.
Setelah masa Al manshur, kota Baghdad menjadi lebih
mashyur lagi karena perannya sebagai pusat perkembangan peradaban dan
kebudayaan Islam. Masa keemasan kota Baghdad terjadi pada zaman pemerintahan
Khalifah Harun Al-Rasyid (786-809) dan anaknya Al-Ma’mun (813-833 M). dari kota
inilah memancar sinar kebudayaan dan peradaban islam keseluruh dunia. Prestise
politik, supremasi ekonomi, dan aktifitas intelektual merupakan tiga
keistimewaan kota ini. Baghdad pada saat itu menjadi pusat peradaban dan
kebudayaan yang tertinggi di dunia. Ilmu pengetahuan dan sastra berkembang
sangat pesat. Banyak buku filsafat yang dipandang sudah “mati” dihidupkan
kembali dengan diterjemahkan kedalam bahasa Arab.
Disamping itu banyak berdiri akademi, sekolah tinggi
dan sekolah biasa yang memenuhi kota itu. Perguruan Nizhamiyyah, didirikan oleh
Nizham Al-mulk, Perguruan Mustanshiriyah, didirikan 2 abad kemudian oleh
Khalifah Mustanshir Billah.Dalam bidang sastra, kota Bghdad terkenal dengan
hasil karya yang indah dan digemari orang. Alf Lailah wa Lailah, atau kisah
seribu satu malam. Dikota ini lahir pula al-Khawarizm (ahli astronomi dan
matematika, penemu ilmu aljabar), al-Kindi (filosof Arab pertama), al-Razi
(Filosof, ahli Fisika dan kedokteran), al-Farabi (filosof terbesar dan dijuluki
dengan al-mu’allim al-Tsani, guru kedua setelah aristoteles), tiga pendiri
madzhab hukum Islam (Abu Hanifah, Syafi’I, dan Ahmad Ibn Hambal), Al-Ghazali
(Filosof, teolog, dan sufi besar dalam Islam yang dijuluki denagn Hujjah
al-Islam), Abd Al-Qadir Al-Jilani (pendiri tarekat qadiriyah), Ibn Muqaffa’
(sastraawn besar), dan lain-lain.
Dalam bidang ekonomi, perkembangannya sejalan dengan
perkembangan polotiknya. Pada masa Harun Al-Rasyid dan Al-Ma’mun, perdagangan
dan industri berkembang pesat. Didukung oleh tiga buah pelabuhan yang ramai
dikunjungi para khafilah dagang internasional (Cina, India, Asia tengah, Syria,
Persia, Mesir, dan negeri Afrika lainnya) Baghdad mendapat julukan Benteng
Kesucian. Disinilah istirahatnya Imam Musa Al-Kazhim (imam ketujuh Syiah), Abu
hanifah (pendiri mazhab Fiqh Hanafi), Syaikh Junaid, Syibli, dan Abdul Kadir
Jailani (pemimpin-pemimpin kaum Sufi).
Kota ini juga muncul sebagai kota terindah dan
termegah didunia pada saat itu, sebelum dihancurlkan oleh tentara Mongol
dibawah pimpinan Hulagu Khan tahun 1258 M. mereka menghancurkan perpustakaan
yang merupakan gudang ilmu. Pada tahun 1400 M, kota ini diserang pula oleh
pasukan Timur Lenk, dan tahun 1508 M oleh tentara kerajaan safawi. Kota Baghdad
sekarang tidak mencerminkan kemajuan Baghdad lama.
5.
KAIRO (Mesir)
Kota kairo dibangun pada tanggal 17 Sya’ban 358 H/969
M oleh panglima perang dinasti fathimiah yang beraliran syiah, Jawhar
Al-Siqili, atas perintah Khalifah Fathimiah, Al-Mu’izz Lidinillah (953-975 M),
sebagai kota kerajaan dinasti tersebut. Wilayah kekuasaannya meliputi Afrika
utara, Sucilia dan Syria. Berdirinya kota Kairo sebagai ibu kota kerajaan
membuat Baghdad mendapat saingan. Kemudian, Al-Siqili mendirikan mesjid
Al-azhar, 17 Ramadhan 359 H. Mesjid ini berkembang menjadi sebuah Universitas
besar yang sampai sekarang masih berdiri megah.
Kota ini mengalami tiga masa kejayaan, yaitu pada masa
dinasti Fathimiah, di masa Shalah Al-Din Al-Ayyubi dan dibawah Baybars dan
Al-Nashir pada masa dinasti Mamalik. Selama pemerintahan Muizz seni dan ilmu
mengalami kemajuan besar. Al-Muizz melaksanakan tiga kebijakan besar, yaitu
pembaharuan dalam bidang administrasi, pembangunan ekonomi, dan toleransi
beragama (juga aliran). Dalam bidang administrasi, ia mengangkat wazir
(menteri) untuk melaksanakan tugas kenegaraan. Dalam bidang ekonomi, ia memberi
gaji khusus kepada tentara, personalia istana, dan pejabat pemerintahan
lainnya. Dalam bidang agama, diadakan empat lembaga peradilan, dua untuk mazhab
Syiah dan dua untuk mazhab Sunni. Pada masa Al-Aziz Billah dan Hakim
Biamirillah, terdapat seorang mahaguru bernama Ibn Yunus yang menemukan
pendulum dan ukuran eaktu dengan ayunannya. Karyanya Zij al-Akbar al-Hakim
diterjemahkan kedalam berbagai bahasa.
Dia meninggal pada tahun 1009 M dan penemuan-penemuannya
diteruskan oleh Ibn Al-nabdi (1040) dan Hasan Ibn Haitham, seorang astronom dan
ahli optika. Pada masa pemerintahan Al-Hakim (996-1021 M), didirikan bait
al-Hikmah. Dilembaga ini banyak buku-buku. Lembaga ini juga merupakan pusat
pengkajian astronomi, kedokteran dan ajaran-ajaran Islam terutama Syiah.
Ketika jayanya, di Kairo terdapat lebih kurang 20.000
toko milik khalifah, penuh dengan barang-barang dari dalam dan luar negeri.
Khafilah-khafilah, tempat-tempat pemandian, dan sarana umum lainnya banyak
didirikan penguasa. Istana khalifah dihuni oleh 30.000 orang, 12.000
diantaranya adalah pembantu, 1000 pengawal berkuda. Dinasti Fathimiah
ditumbangkan oleh dinasti Ayyubiah yang didirikan oleh Shalah Al-Din, seorang
pahlawan Islam yang terkenal pada perang salib. Ia tetap mempertahankan
lembaga-lembaga ilmiah yang didirikan oleh Fathimiah tetapi mengubah orientasi
keagamaannya dari Syiah kepada Sunni. Ia juga mndirikan lembaga-lembaga ilmiah
baru, terutama mesjid yang dilengkapi dengan tempat belajar teologi dan hukum.
Karya-karya yang muncul pada saat itu dan sesudahnya adalah kamus biografi,
compendium sejarah, manual hokum dan komentar-komentar teologi. Ilmu kedokteran
diajarkan dirumah-rumah sakit. Prestasi yang lain adalah didirikannya sebuah
rumah sakit bagi ornag yang cacat pikiran.
Setelah itu kekuasaan diambil alih oleh dinasti
Mamamik. Dinasti ini mampu mempertahankan pusat kekuasaannya dari serangan
bangsa Mongol dan mengalahkannya di Ayn Jalut dibawah pimpinan Baybars. Baybars
dapat dikatakan sebagai pendiri dinasti ini. Ia juga pahlawan Islam pada saat
perang salib. Pada masa itu, Kairo menjadi satu-satuya pusat peradaban Islam
yang selamat dari serangan Mongol. Oleh karenanya, Kairo menjadi pusat
peradaban dan kebudayaan Islam terpenting. Pada tahun 1261 M mengundang
keturunan Abbasiah untuk melanjutkan Khalifahnya di Kairo. Kemudian banyak
bangunan didirikan dengan arsitektur yang indah. Namun pada tahun 1517 M,
dinasti Mamalik dikalahkan oleh kerajaan Usmani yang berpusat di Turki dan
sejak itu Kairo hanya menjadi ibu kota provinsi dari kerajaan Usmani tersebut.
6.
ISTANBUL (Turki)
Istanbul adalah ibu kota kerajaan Turki Usmani yang
sebelumnya merupakan ibu kota kerajaan Romawi Timur, yang bernama
Konstantinopel. Jauh sebelum Turki Usmani dibawah sultan Muhammad Al-Fatih
berhasil menaklukan Konstantinopel, para pemimpin Islam sejak zaman Al-Khalifah
Al-Rasyidah, kemudian khalifah bani Umayah dan Khalifah bani Abbas berusaha
kearah itu. Namun, baru pada masa kerajaan Turki Usmani usaha itu berhasil. Setelah
Muhammad Al-Fatih menjadikan Istanbul sebagai Ibu kota kerajaan Turki Usmani, ia
melakukan penataan hal-ihwal orang Kristen Yunani (Romawi). Dalam penataan
tersebut ia tetap memberikan kebebasan tehadap pihak gereja, seperti yang
dilakukan para pendahulunya dan mengakui agama lain sesuai dengan ajaran Islam
yang menghormati keyakinan suatu agama. Sultan memberi kebebasan kepada
penganut agama Kristen, misalnya untuk memilih dan menentukan patriach.
Penduduk Istanbul memang heterogen dalam bidang agama. Menurut sensus tahun
1477 adalah sebagai berikut: Muslim 8951 rumah tangga (60%), penganut Kristen
Ortodoks (Yunani) 3151 rumah tangga (21,5%), Yahudi 1647 rumah tangga (11%),
dan lain-lain 1054 rumah tangga (7.5%).
Kerajaan Turki Usmani dengan ibu kota Istanbul itu
menjadi sebuah Negara adi daya pada masa jayanya. Wilayah kekuasaannya meliputi
sebagian besar Eropa Timur, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Sebagai sebuah
kerajaan Islam terbesar pada saat itu, maka raja-rajanya juga memakai gelar
khalifah. Istana khalifah terletak di kota ini. Sebagai ibu kota, disinilah
tempat berkembangnya kebudayaan Turki yang merupakan perpaduan bermacam-macam
kebudayaan. Mereka banyak mengambil ajaran etika dan politik dari bangsa
Persia. Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan, kebudayaan Bizantium banyak
mempengaruhi kerajaan Turki Usmani ini. Kemudian sejak mereka pertama kali
masuk Islam, Arab sudah menjadi guru mereka dalam bidang agama, ilmu,
prinsip-prinsip kemasyarakatan, dan hukum.
Huruf Arab dijadikan huruf resmi kerajaan. Kekuasaan
tertinggi memang beradadi tangan sultan, tetapi roda pemerintahan dijalankan
oleh Shadr Al-A’zham (perdana menteri) yang berkedudukan di ibu kota.
Jabatan-jabatan penting, termasuk perdana menteri, seringkali justru diserahkan
kepada orang-orang asal Eropa, dengan syarat menyatakan diri secara formal
masuk Islam. Dalam bidang arsitektur, masjid-masjid yang dibangun disana
membuktikan kemajuannya. Gereja Aya Sophia, setelah penaklukan diubah menjadi
sebuah mesjid agung yang terpenting di Istanbul. Masjid-masjid yang penting
lainnya adalah Masjid Agung Al-Muhhamadi, Masjid Abu Ayyub Al-Anshari, Masjib
Bayazid dengan gaya Persia, dan masjid Sulaiman Al-Qanuni. Di samping masjid,
para sultan juga mendirikan istana-istana dan villa yang megah, sekolah,
asrama, rumah sakit, panti asuhan, penginapan, pemandian umum, pusat-pusat
tarekat, dan sebagainya.
7.
ISHAFAN (Persia)
Isfahan ialah kota terkenal di Persia, pernah menjadi
ibu kota kerajaan Safawi.Ardasir, raja Persia pernah membangun irigasi untuk
pengaturan air dari sungai Zandah, bernama Zirrin Rod, berarti sungai emas. Hingga
sekarang perekonomian negeri ini sangat bergantung kepada pertanian kapas,
candu, dan tembakau. Kota ini, sebelum barada dibawah kerajaan Safawi, sudah
beberapa kali mengalami pergantian penguasa: Diansti Samani tahun 301 H,
kemudian direbut oleh Mardawij tahun 316 H dan memerdekakan diri dari kekuasaan
Baghdad. Setelah itu jatuh ketangan penguasa Bani Buwaih dan pada tahun 421 H
direbut oleh Mahmud Al-Ghaznawi, penguasa dinasti Ghaznawiah. Dari penguasa
Ghaznawiah ini, Isfahan lepas ketangan penguasa Seljuk dan dijadikan sebagai
tempat tinggal sultan Maliksyah. Pada tahun 625 H, terjadi pertempuran disini,
ketika tentara-tentara Mongol menyerbu negeri-negeri Islam dan menjadikan
Isfahan sebagai salah satu bagian dari wilayah kekuasaan Mongol itu. Ketika
Timur Lenk menyerbu negeri-negeri Islam, kota ini ikut jatuh ketangannya tahun
790 H dan sekitar 7000 orang penduduknya terbunuh. Setelah itu kota ini
dikuasai oleh kerajaan Usmani tahun 955 H dan pada tahun 1134 H, terjadi
pertempuran antara Husein Syah, Raja Safawi dengan Mahmud Al-Afgani, yang
mengakhiri riwayat kerajaan Safawi sendiri. Pada tahun 1141 H, kota ini berada
dibawah kekuasaan Nadir Syah.
Ketika raja Safawi , Abbas I menjadikan Isafan sebagai
ibu kota kerajaannya, kota ini menjadi kota luas dan ramai dengan penduduk.
Masjid Syah yang masih ada sampai sekarang yang didirikan oleh Abbas I,
merupakan salah stu mesjid terindah di dunia. Pintunya dilapisi dengan perak.
Di samping itu, ada lapangan dan tanaman yang terawatt baik dan menawan.
8.
DELHI (India)
Delhi adalah ibu kota kerajaan-kerajaaan Islam di
India sejak tahun 608 H sampai kerajaan Mughal runtuh oleh Inggris tahun 1858.
Delhi juga menjadi pusat kebudayaan dan peradaban Islam di anak benua India.
Sebelum Islam masuk, Delhi berada di bawah kekuasaan keturunan Johan rajput.
Tahun 589 H kota ini ditaklukkan oleh Qutb Al-Din Aybak dan tahun 602 H ini
dijadikan ibu kota kerajaan tersendiri olehnya. Dinasti Mamluk ini berkuasa
sampai tahun 689 H, kemudian diganti oleh dinasti Khalji (1296-1316 M), setelah
itu dinasti Tughlug (1320-1413 M). Babul, raja Mughal pertama, merebut Delhi
dari tangan dinasti Lodi.
Dinasti Mamluk mendirikan sebuah menara setinggi 257
kaki (Qutb Manar) dan sebuah Masjid bernama “Qutb Al-Islam). Mamluk juga
memperluas tembok kota Hindu (kil’a Ray Pithora). Dinasti Khalji memperluas
benteng Lalkot yang lama dengan maksud mempertahankan kota dari serangan bangsa
Mongol. Dinasti ini juga mendirikan sebuah istana megah tersendiri. Sementara
itu, raja pertama dinasti Thuglug mendirikan Tughlughabad, sekitar 8 km di
sebelah timur Kil’a Ray Pithora, yang kemudian dijadikan sebagai pusat pemerintahan
tahun 720 H. Muhammad ibn Tughlug juga melaksanakan sebuah proyek raksasa,
yaitu mendirikan Adilabad yang kemudian dikenal dengan kota Jahanpanah. Hal
yang sama dilakukan Fairuz Tughlugh dengan mendirikan kota Fairuzabad yang
kemudian dikenal dengan Syahjahanabad.
Setelah Delhi Delhi dihancurkan oleh tentara timur
Lenk, kekuasaan raja-raja yang berkedudukan di Delhi merosot tajam. Delhi baru
menjadi ibu kota kerajaan Mughal pada masa Humayun (1530-1556), seorang raja
yang cinta ilmu. Dia wafat saat terjatuh di tangga perpustakaannya di Panah.
Raja Mughal lainnya, Syah Jehan (1628-1658M) mendirikan kota Syahjahanabad.
Delhi Islam yang dapat disaksikan sekarang adalah Delhi yang hanya dibangun
oleh kerajaan Mughal.
9.
ANDALUS (Spanyol)
Di Spanyol anyak kota-kota Islam yang Mashyur dan
menjadi pusat peradaban Islam:Sevilla, Kordova, Granada, Murcia, dan Toledo.
Yang terpenting diantaranya adalah Kordova dan Granada.
1. Kordova
Sebelum Spanyol ditaklukan oleh tentara Islam tahun
711 M, Kordova adalah ibu kota kerajaan Kristen Visigoth, sebelum dipindahkan
ke Toledoi. Dibawah pemerintahan Visigoth, Kordova yang sebelumnya makmur
menjadi mundur. Kemakmurannya bangkit kembali di masa kekuasaan Islam. Pada
tahun 756 M, kota ini menjadi ibu kota dan pusat pemerintahan Bani Umayyah di
Spanyol, setelah Bani Umayyah di Damaskus jatuh ke tangan Bani Abbas tahun 750
M. Penguasa Bani Umayyah pertama Spanyol adalah Abn Al-Rahman Al-Dakhil.
Kekuasaan bani Umayyah di Andalus ini berlangsung dari tahun 756 M-1031 M.
Sebagai ibu kota pemerintahan, Kordova di masa Bani umayah mengalami
perkembangan pesat.
Bnayak bangunan baru yang didirikan, seperti istana
dan masjid-masjid. Kota ini juga diperluas, membangun sebuah jembatan
berarsitektur islam dalam gaya Romawi, dan lain-lain. Perkembangan kota ini
mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Abd Al-Rahman Al-nashir di
pertengahan abad ke10 M. Pada masa Islam, Kordova terkenal juga sebagai pusat
kerajinan barang-barang dari perak, sulaman-sulaman, dari sutera dan kulit.
Pada tahun 1236 M, Kordova direbut oleh tentara Kristen di bawah pimpinan
Ferdinand III dari Castilla. Setelah itu, supremasi Islam di Spanyol mulai
mengalami kemunduran. Pada masa pemerintahan Bani Ummayah di Spanyol, Kordova
mnejadi pusat ilmu pengetahuan. Di kota ini berdiri Universitas Cordova,
perpustakaan besar yang mempunyai koleksi kira-kira 400.000 judul buku.
Hal tersebut tak terlepas dari Abd Al-rahman Al-Nashir
dan anaknya Al-Al-HAkam. Pada masanyalah tercapai apa yang dinamakan masa
keemasan ilmu pengetahuan dan sastra di Spanyol islam .Zaman emasnya
kesusastraan dan Ilmu di Spanyol terjadi ketika daerah ini dibawah pemerintahan
Hakam Al-Mustansir Billah yang meninggal tahun 976 M.
Pada masa jayanya, di Kordova terdapat 491 masjid dan 900 pemandian umum. Karena air di Kota ini tak dapat diminum, penguasa Muslim mendirikan saluran air dari pegunungan yang panjangnya 80 km.
Pada masa jayanya, di Kordova terdapat 491 masjid dan 900 pemandian umum. Karena air di Kota ini tak dapat diminum, penguasa Muslim mendirikan saluran air dari pegunungan yang panjangnya 80 km.
2. Granada
Kota ini berada dibawah kekuasaan Islam hampir
bersamaan dengan kota-kota lain di Spanyol yang ditaklukan oleh tentara Bani Umayyah
di bawah pimpinan Tarik Ibn Ziyad dan Musa ibn Nushair tahun 711 M. Pada masa
pemerintahan Bani Umayyah di Spanyol, kota ini disebut Andalusia Atas. Pada
masa itu, Granada mengalami perkembangan pesat. Setelah Bani Umayyah mengalami
kemunduran, tahun 1031 M, dalam jangka 60 tahun, Granada diperintah oleh
dinasti Zirids. Setelah itu, Granada jatuh kebawah pemerintahan Al-Mubarithun,
sebuah dinasti barbar di Afrika Utara pada tahun 1090-111149 M.
Pada abad ke12, Granada menjadi Kota terbesar kelima
di Spanyol. Sejak abad ke13, Granada diperintah oleh dinasti Nasrid selama
lebih kurang 250 tahun. Pada masa itulah dibangun istana megah (Al-Hambra).
Istana ini dibangun oleh arsitek-arsitek Muslim pada tahun 1238 M dan terus
dikembangkan sampai tahun 1358 M. Istana ini terletak di sebelah Timur
Al-Kajaba, sebuah benteng tentara Islam. Granada terkenal dengan tembok dan 20
menara mengitarinya.
Pada masa pemerintahan Muhammad V (1354-1391 M),
Granada mencapai puncak kejayaannya, baik dalam bidang arsitektur maupun dalam
bidang politik. Pada tahun 1492, kota ini jatuh ke tangan penguasa Kristen,
raja Ferdinand dan Issabela. Selanjutnya, tahun 1610 M orang-orang Islam diusir
dari kota ini oleh penguasa Kristen.
10.
SAMARKAND dan BUKHARA (Transoxania)
Kota ini beberapa kali diduduki oleh Iskandar ketika
ia dan pasukannya berperang melawan Spitamenes. Tapi menurut bangsa Arab,
Iskandarlah yang mendirikan kota itu. Setelah tahun 323 M, kota ini menjadi
bagian dari sebuah kekuasaan yang berpusat di Bactria. Setelah itu, disana
berdiri kerajaan Graeco-Bactrion (Bactria Yunani) pada masa Anthiochus II
Theos. Sejak itu, hubungan politik dan ekonomi antara Samarkand dengan Persia
dan Cina terputus, meskipun dalam bidang budaya masih berlanjut.
Dilihat dari bangunan-bangunan kuno, pengaruh Persia
sudah lama tertanam disana. Pengaruh Cina juga besar. Sebelum Islam datang
disana sudah terdapat tempat ibadah agama Budha. Usaha-usaha Islam dalam
ekspansi ke negeri ini selalu gagal, kecuali setelah Qutaibah ibn Muslim
ditunjuk sebagai gubernur Khurasan. Ketika itu Samrkand diperintah oleh
Tharkhun. Pada tahun 91 H ia mengadakan perjanjian damai dengan Qutaibah dan
berjanji untuk membayar Jizyah (pajak) kepada pemerintah Islam di Damaskus,
dibawah dinasti Bani umayyah. Namun penduduk negeri itu marah kepada Tarkhun
dan menurunkannya dari kekuasaannya. Posisinya diganti oleh Ikhsyiz Ghurik.
Qutaibah berjasil memaksa Ikhsyiz untuk menerima
perjanjian itu pada tahun 93 H setelah ia dan pasukannya mengepung kota dalam
waktu yang cukup panjang. Sejak itu, Samarkand dan Bukhara menjadi batu
loncatan untuk melancarkan ekspansi lebih luas di negeri Transoxiana. Pada
tahun 204 H, Al-Ma’mun , khalifah dari Bani Abbas di Baghdad menyerahkan semua
urusan pemerintahan negeri Transoxiana, khususnya Samarkand dan Bukhara kepada
keluarga Asad ibn Saman. Sejk itu, dua kota ini berada di bawah kekuasaan dinasti
Samaniah. Samarkand menjadi daerah yang sangat makmur dan sejahtera. Ia menjadi
pusat perdagangan dan kebudayaan Islam. Penghasilan utama kota Samarkand adalah
kertas Samarkand yang terkenal. Sedangkan kota Bukhara terkenal dengan perdagangan
dan industri tenunnya.
Di Samarkand terdapat makam terkenal, yaitu makam
Qasim ibn Abbas (pembawa agama Islam ke negeri ini pada masa Khlaifah Usman bin
Affan). Sedangkan di Bukhara terdapat makam Baha’ Al-Din Al-Naqsyabandi.
Bukhara juga dikenal sebagai pusat ilmu-ilmu keagamaan Islam. Setelah dinasti
Samaniah runtuh, Samrkand dan Bukhara jatuh ke tangan dinasti Seljuk Sanjar
tahun 495 H. tapi pada tahun 536 H kota ini direbut oleh dinasti Khawarizmsyah.
Pada tahun 606 H, dua kota ini dikepung oleh Jengis Khan, yaitu pada tahun 616
H, setahun kemudian, kota Samarkand, setelah sebagian penduduk dibunuh dan
bangunan dihancurkan, penduduk yang lain diperkenankan tinggal di sana di bawah
kekuasaan Mongol.
Selama seratus lima puluh tahun berikutnya sejarah
kota ini sangat menyedihkan. Kebangkitan kembali terjadi mulai tahun 771 H,
pada masa pemerintahan Timur Lenk, penguasa tertinggi di Transoxiana. Timur
Lenk menjadikan Samarkand sebagai ibu kota pemerintahannya. Kota ini diperindah
oleh Ulugh Bek (857 H), cucu Timur Lenk, dengan mendirikan sebuah istana yang
sangat megah. Di pihak lain, Bukhara, secara politik, menjadi sebuah kota yang
tak berarti. Tahun 906 H, dua kota ini jatuh ke tangan Syaibani, raja Uzbek.
Setelah ia wafat, direbut oleh Babur, raja Mughal di
India dan daerah Transoxiana kembali dikuasai oleh orang-orang Uzbekistan. Pada
tahun 1917 M, Uni Soviet berdiri dan Uzbekistan yang didalamnya terdapat
Samarkand dan Bukhara menjadi bagian dari Uni Soviet. Penduduknya kemudian
menganut ideology Komunis. Sejak tahun 1992 M, Uzbekistan menjadi Negara muslim
merdeka, karena Uni Soviet bubar dengan sendirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar