SEJARAH PENDIDIKAN GURU DI
INDONESIA
sejak
awal kemerdekaan pemerintah telah mengolah dan merumuskan masalah pendidikan
dan mencoba
bentuk yang sesuai dengan keadaan sosial-ekonomi Indonesia. Aspek pendidikan
dengan segala permasalahannya ternyata lebih rumit keadaannya, sehingga
mengundang berbagai persoalan yang perlu segera ditangani. Dalam kenyataannya,
usaha perbaikan dan pendidikan tersebut tidak semata-mata diatur oleh
pemerintah, tetapi masyarakat ikut andil. Kebijakan politik terhadap pendidikan
pada tahun 1945-1950 belum dirasakan hasil yang sesuai dengan harapan, karena
faktor-faktor sosial, ekonomi, dan terutama politik. Namun demikian pemerintah
tidak berhenti berupaya menangani perbaikan. Usaha-usaha perbaikan tersebut
merupakan usaha untuk mengubah keadaan agar menjadi lebih baik daripada masa
lalu. Adapun usaha-usaha nyata yang dilakukan pemerintah dalam periode
1945-1950 terutama ditunjukan pada kebutuhan utama berkenaan dengan bangunan
sekolah, tenaga guru, kurikulum dan sistem kerja. Berkaitan dengan keperluan
bangunan sekolah dan tenaga pengajar yang rusak akibat dari revolusi fisik,
pemerintah mengambil langkah-langkah sebgai berikut:
a. Mendirikan bangunan-bangunan seku
b. Menggunakan perumahan rakyat untuk dijadikan
bangunan sekolah
c. Mengandakan sistem mengajar dua kali sehari
A. PENGAJARAN DI INDONESIA MASA REVOLUSI
Revolusi kemerdekaan Indonesia mengakibatkan
pendidikan mengalami keadaan yang parah, karena baik saran maupun prasarana
termasuk tenaga pengajar dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Sebagian besar
gedung sekolah digunakan menjadi barak militer tentara baik tentara pembela
negara maupun tentara penyerang. Untuk tenaga pengajar banyak yang terpaksa
meninggalkan pengajaran karena terpaksa untuk menjadi tentara melawan Belanda
dan Sekutu. Dari uraian diatas maka dapat diketahui bahwa salah satu masalah
besar yang harus segera diatasi oleh pemerintah adalah kurangnya tenaga
pengajar. Pada tahun 1950 Indonesia kekurangan guru mencapai 20.816. Bahkan
kalau semua calon murid Sekolah Rakyat yang ingin ditampung seluruhnya, maka
akan mencapai 168.000 orang guru. Maka untuk mengatasi kesulitan tersebut
pemerintah menempuh dua jalan yaitu :
a.
Memperbanyak jumlah SGB
b.
Mengerjakan tenaga guru yang belum mempunyai wewenang
untuk mengajar. Pada umumnya lepasan SD 6 tahun.
Disamping dilakukannya usaha-usaha pemerintah dalam
mengatasi kekurangan tenaga pengajar, tidak teringgal juga partisipasi
masyarakat untuk membantu mendirikan bangunan sekolah. Usaha semacam itu
merupakan bukti bahwa pengajaran sebelum kemerdekaan menunjukan sifat apatis,
sedangkan pada masa awal kemerdekaan keadaan menjadi berubah.
B. PELAKSANAAN PENDIDIKAN GURU MASA AWAL KEMERDEKAAN
1. Sekolah Guru Bawah (SGB atau SG 4 TAHUN)
B. PELAKSANAAN PENDIDIKAN GURU MASA AWAL KEMERDEKAAN
1. Sekolah Guru Bawah (SGB atau SG 4 TAHUN)
Murid yang diterima masuk kelas 1 SGB adalah
tamatan SR. Yang lulus dalam ujian masuk SLP. Lama pengajaran adalah 4 tahun.
Pada dasarnya pelajaran 4 tahun itu sama dengan 3 tahun pelajaran umum (smp),
ditambah 1 tahun pelajaran kejuruan.
2. Sekolah Guru A (SGA atau SG 6 TAHUN)
Yang dapat diterima pada SGA ialah :
-Pemegang ijazah SMP Negeri
-Tamatan SGB Negeri
-Murid SGB kelas III yang naik ke kelas IV (melalui
seleksi)
Lama pelajaran untuk jenjang SGA adalah 3 tahun
3. Sekolah Guru C (SGC atau SG 2 TAHUN)
Lama 2 tahun pada anak-anak tamatan SR dan dapat
disamakan dengan CVO atau OVVO pada zaman penjajahan Belanda. Usaha ini hanya
berjalan kurang lebih 1,5 tahun, karena tidak mendapat dukungan dari
masyarakat. Beberapa dari sekolah-sekolah itu diubah menjadi SGB.
C. MACAM-MACAM KURSUS KEJURUAN
C. MACAM-MACAM KURSUS KEJURUAN
1. 1. Kursus-kursus
Guru
Pemerintah membuka kursus–kursus Guru dengan 2 macam
tujuan :
-Memperbaiki mutu guru-guru SD yang belum memiliki
ijazah SGB
-Memperluas pengetahuan guru-guru SR ynag telah memilki ijazah SGB dan yang sederajat, sehingga mereka dapat mencapai ijazah SGA.
-Memperluas pengetahuan guru-guru SR ynag telah memilki ijazah SGB dan yang sederajat, sehingga mereka dapat mencapai ijazah SGA.
Untuk membuka tujuan pemerintah tersebut pemerintah membuka :
-Kursus lisan Persamaan SGB (KLPSGB)
-Rukun Belajar Kursus Tertulis Persamaan SGB,disingkat
menjadi RBB.
-Kursus Guru B (KGB)
Lalu untuk memcapai tujuan kedua :
-Kursus Lisan Persamaan SGA (KLPSGA)
-Rukun Belajar Kursus Tertulis Persamaan SGA (RBA)
-Kursus Guru A (KGA)
2. KLP SGB
Kursus ini
lamanya 4 tahun dan diberikan secara lisan pada waktu petang hari. Para
pengajarnya adalah guru-guru yang pada pagi hari mengajar di Sekolah Lanjutan setempat.
Mata pelajaran yang diberikan sama dengan di SGB, kecuali praktek
mengajar.
3. KKLP SGA
Lama
pelajaran 2 tahun dan dibeikan secara lisan pada waktu petang hari. Yang
mengajar dan memimpinnya pada umunya guru-guru SGA setempat.
D. RBB dan RBA
1.
RBB dan RBA
Karena
KLP SGP dan KLP SGA hanya diadakan di kota-kota besar
saja.Maka Pemerintah membuka RBB dan RBA sebanyak-banyaknya agar guru-guru SR
yang tinggal jauh dari kota dengan belajar sendiri dapat memperluas
pengetahuannya dan dengan itu dapat pula memperbaiki nasibnya.Kedua usaha ini
diselenggarakan oleh Balai Kursus Tertulis Pendidikan Guru Bandung, sekarang
namanya: Balai Pendidikan Guru (BPG), dengan jalan secara mengirimkan
pelajaran-pelajaran kepada tiap-tiap RB. RBB dibagi menjadi dalam 4 tingkatan,
sedangkan RBA dalam 2 tingkatan.
Ujian
Persamaan
Ujian untuk mencapai ijazah Persamaan
SGB bagi pengikut-pengikut RBB.Sampai tahun 1959 pengikut-pengikut RBB harus
menempuh ujian untuk mencapai ijazah persamaan SGB sekaligus dalam semua
matapelajaran.Tetapi mulai tahun 1959 ujian itu diadakan 4 kali berturut-turut.
Tiap-tiap akhir tahun pelajaran diuji 3 mata pelajaran. Ujian untuk mencapai
ijazah SGA bagi pengikut-pengikut RBA.Semula para pengikut RBA yang telah
menamatkan kursusnya menempuh ujian Persamaan SGA bersama-sama
dengan pengikut-pengikut KLP SGA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar